Rabu, 07 Oktober 2015

Metode Penelitian_Semua Bab

BAB 1 PENDAHULUAN 

1. LATAR BELAKANG MASALAH


   Pengertian Latar Belakang Masalah adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini, peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai alasan mengapa memilih judul tersebut, maka seorang peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada pelaksanaannya.
  Latar belakang Masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti. Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman jumlah latar belakang masalah ?. Jawabannya yaitu proporsional, tergantung jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau laporan penelitian. Perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih banyak dari bab-bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.
   Jadi sebelum menentukan judul penelitian, maka seorang peneliti diwajibkan untuk menemukan suatu masalah. Masalah tersebut kemudian dijadikannya sebagai latar belakang diangkatnya sebuah judul yang nantinya akan diteliti oleh peneliti. sekian dari informasi ahli mengenai pengertian latar belakang masalah, semoga tulisan informasi ahli mengenai pengertian latar belakang masalah dapat bermanfaat (Usman, Husaini dan Purnomo, 2008).

2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
   
    Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia:
  1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
  2. Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
  3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan.
  1. Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
  2. Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak diinginkan.
         Dalam identifikasi masalah, dipaparkan seluruh masalah yang ditemukan dalam latar belakang masalah. Oleh karena itu harus dihindari memunculkan masalah yang tidak memiliki landasan/pijakan dari latar belakang masalah. Bagian identifikasi masalah ini memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa banyak masalah yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan (Lincoln dan Cuba (Moleong, 1996:62) 
         Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian (Singarimbun, Masri , Effendi, Sofian,1989).
    Setelah rumusan masalah kemudian dilanjutkan memaparkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan (Moleong, Lexy J.1996).
     Rumusan masalah sangat  tergantung pada tujuan penelitian. Pada penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan masalah, maka pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what, who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian. Sedangkan pada penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk memperoleh  informasi tentang apakah perubahan suatu variaberl mempengaruhi perubahan variable lain. Maka pertanyaan biasanya berkaitan untuk memperoleh informasi terutama mengenai  pengaruh.  Misalnya : Bagaimanakah pengaruh pembelajaran aktif dan penggunaan media CD interaktif   dalam pembelajaran PKn terhadap pembentukkan karakter demokratis pada peserta didik di SMP Negeri 2 Mlati Sleman Yogyakarta (Suyanto, Bagong, dkk., editor, 1995).

3.  Tujuan Penelitian 
    Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian (Iskandar.Dr.,M.Pd,2010).
      Tujuan penelitian berfungsi :
a. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
b. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
c. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
d. Untuk memperlihatkan efek tertentu

Berikut Penjelasan Tujuan Penelitian Menurut Para Pakar adalah :

        Tujuan penelitian menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai, sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan penelitian biasanya diawali dengan kata-kata seperti : untuk mengetahui, menghitung, menganalisis, membedakan, dan lain-lain (W. Gede Merta, 2004, 11).
      Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian pustaka. Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain: (1) mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi…. (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ….; mendeskripsikan perkembangan …..; mendeskripsikan kategori ….(3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara …. dengan …. (4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota … dengan kriteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada saat ini (“state of the art”)—hasil kajian pustaka—bagi masing-masing pertanyaan penelitian (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2002, 15-16).
          Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan, misalnya jika rumusan masalahnya “apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai”, maka tujuannya adalah “ingin mengetahui apakah ada hubungan antara latihan dan produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar”. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabnya terletak pada kesimpulan penelitian (Prof. Dr. Sugiyono, 1999, 305).

4.  Manfaat Penelitian
    Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian merupakan follow up pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan(Arikuntu, S., 2002)
      Sebagai Contoh : Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a)      Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat
b)      Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarka kemampuan sumber daya, dan kemungkunan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan
c)      Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan yang terjadi didalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut
d)     Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk meyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan
e)      Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenaga kerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan  (Iskandar.Dr.,M.Pd,2010).

BAB II  LANDASAN TEORI /KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1  Kajian Pustaka
       Kajian pustaka adalah bahasan atau bahan – bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literatur.
       Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang relevan dengan bidang atau topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku – buku ilmiah dan artikel jurnal. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan oleh peneliti atau penulis, teori – teori dan hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan metodologi yang sesuai.
       Kajian Pustaka Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
        Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki tiga pengertian yang berbeda. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.
     Menurut Pohan dalam Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat.
       Dasar pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 81) didasari oleh kenyataan bahwa setiap objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda. Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.

          Tinjauan pustaka adalah proses pencarian data dari berbagai referensi yang ada mengenai objek penelitian yang akan diteliti. Selain itu ada beberapa pendapat mengenai definisi tinjauan pustaka ini dari beberapa ahli, berikut pendapat mereka tentang tinjauan pustaka:
          Menurut Cooper (1988) dalam (Punaji Setyosari, 2012) mendefinisikan kajian pustaka sebagai berikut:
a literature review uses as its database reports of primary or original scholarship, and doesn’t report new primary scholarship itself. The primary reports used in the literature maybe verbal, but in majority of cases reports are written documents. The types of scholarship maybe empirical, theoretical, critical/analytic, or methodological in nature. Second a literature review seeks to describe, summarize, evaluate, clarify and/ or integrate the content of primary report.”


       Sedangkan menurut Randolp (2009) masih tetap dalam (Punaji Setyosari, 2012), mendefinisikan kajian pustaka: “As an information analysis and syntesis, focusing on findings out not simply bibliographic citations, summarizing the substance of the literature and drawing conclusion from it.”
       Kemudian menurut Conny R. Semiawan (2010), menyatakan bahwa tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.
 
       Definisi landasan teori dalam metodologi penelitian kualitatif berbeda dengan landasan teori dalam metodologi penelitian kuantitaf. Karenanya, definisi mengenai landasan teori dari kedua jenis metodologi penelitian ini perlu dipaparkan secara terpisah. Perbedaan ini terjadi karena metode yang digunakan dalam kedua metodologi penelitian ini berbeda satu sama lainnya. Selain itu, perbedaan ini pula disebabkan oleh berbedanya jenis kedua landasan teoritis keduanya.
       Berikut pendapat para pakar atau ahli mengenai definisi teori dalam penelitian:
Menurut Wiliam Wiersma (1986) dalam (Sugiono, 2010), menyatakan bahwa: A theory is a generalization or series of generalization by which we attemp to explain some phenomena in a systematic manner. Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.”
     Selanjutnya menurut Cooper and Schindler (2003) masih dalam (Sugiono, 2010), mengemukakan bahwa: A theory is a set of systematically interrelated concept, definition, and proposition that are advanced to explain and predict phenomena (fact). Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.”
Sedangkan menurut Sugiono (2010), menjelaskan bahwa teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.
      Lebih lanjut Sugiono (2010), menjelaskan tentang apa itu deskripsi teori. Ia menjelaskan bahwa deskripsi teori dalam suatu penelitian adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian.
        Tujuan Kajian Pustaka
      Sebuah kajian pustaka memberikan informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang pembelajaran, evaluasi, teknologi, ilmu pengetahuan alam atau sains, dll (
Sugiyono, 2010).
         Penulisan kajian pustaka dalam sebuah penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:
1.        Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik tertentu dengan cara menyeleksi artikel – artikel atau bahan kajian yang berkualitas, yang relevan, bermakna penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.
2.        Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum, menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.
3.        Memastikan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang telah dilakukan.
4.        Memberikan petunjuk ke mana penelitian yang akan datang diarahkan atau direkomendasikan.
5.        Memberikan garis besar temuan kunci.
6.        Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang mengandung pertentangan dalam kajian pustaka.
7.        Memberikan nalisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan dari para peneliti lain.
 2.2. Kerangka Pemikiran
     
        Sugiyono (2010)) mencoba menjelaskan tentang kerangka berpikir dengan mengutip dari Uma Sekaran (1992) dengan menuliskan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah didentifikasi sebagai masalah yang penting. Sehingga dari situ saja kita sudah dapat mengidentifikasikan mana variable bebas (X) dan mana variable terikatnya (Y), atau bahkan ada juga variable moderat dan intervening yang perlu turut member peran dalam penelitian yang akan dilakukan.
      Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Surasumantri, 1986). Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.


Manfaat Kerangka Berpikir
 
       Kerangka berpikir sangat berguna dalam perumusan hipotesis, terutama yang menggunakan metode deduktif. Pada metode deduktif teori tak hanya sebagai alat penting untuk menyusun hipotesis, tapi juga paradigm penelitiannya. Nantinya, hasil penelitian akan menjawab apakah teori; diterima, atau diragukan atau mungkin dibantah. Adapun dalam penelitian kualitatif, yaitu penelitian dengan metode induksi, bertolak dari data, memanfatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Kerangka berpikir ini nantinya akan dikonfirmasikan kembali menjadi hipotesis. Malah tak jarang penelitian maupun ulasan tentang laporan penelitian itu sendiri tidak memaparkan kerangka berpikir secara khusus karena sudah termaktub dalam hipotetis. Lagipula pada dasarnya landasan teori dikumpulkan tujuannya untuk penyusunan hipotesis (Sugiyono, 2010).
 

2.3  Hipotesis 

    

       Dalam suatu penelitian, peneliti biasanya menyatakan suatu harapan yang ingin diperoleh melalui penelitiannya. Harapan yang menyatakan ramalan atau prediksi hasil yang diperoleh melalui penelitian itulah yang dikatakan sebagai hipotesis . Secara umum, pengertian hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu di uji secara empiris. Secara teknis, hipotesis dapat didefenisikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan dilandasi oleh generalisasi dan biasanya menyangkut hubungan di antara variabel – variabel penelitian (Setyosari, punaji, 2010).

     Kegunaan Hipotesis
Hipotesis penelitian dirumuskan karena dua alasan, yaitu (Setyosari, punaji, 2010 ):
1.        Hipotesis yang mempunyai landasan kuat menunjukkan bahwa peneliti  telah memiliki cukup pengetahuan dalam melakukan penelitian dalam bidangnya.
2.        Hipotesis itu memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data, hipotesis ini dapat menunjukkan kepada peneliti tentang prosedur dan jenis data apa yang harus dikumpulkan.
Hipotesis yang dirumuskan itu memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.        Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala – gejala dan memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2.        Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3.        Hipotesis memberikan arah bagi penelitian.
4.        Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan dan hasil penelitian


     Karakteristik Hipotesis
     Sesudah hipotesis dirumuskan, sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut peneliti perlu sekali menilai hipotesis yang dirumuskan itu. Suatu hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi kriteria tertentu, sehingga peneliti dapat menguji secara empiris. Berkenaan dengan kriteria, Kerlinger (1986) mengemukakan bahwa hipotesis yang baik memiliki dua kriteria, yaitu:
1.        Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan atau relasi antara variabel – veriabel.
2.        Hipotesis mengandung implikasi – implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan – hubungan yang dinyatakan.
Hipotesis yang kita rumuskan memiliki ciri – ciri khusus atau karakteristik sebagai berikut:
1.        Menyatakan hubungan anatara dua atau lebih variabel – variabel.
2.        Dinyatakan dalam bentuk ungkapan kalimat pernyataan (deklaratif) yang dapat diuji.
3.        Konsistensi
4.        Dirumuskan dengan kalimat sederhana.
        Macam – Macam Hipotesis

1.     Hipotesis Induktif dan Deduktif
        Ada beberapa atau tinjauan yang dapat dipakai untuk mengklasifikasikan atau mengkategorikan hipotesis. Hipotesis ditinjau dari asal usulnnya dibedakan menjadi dua (Tuckman, 1988) yaitu Induktif dan Deduktif.
        Dalam hipotesis induktif, suatu hubungan ditentukan diantara variabel – veriabel tertentu dan selanjutnya sebuah penjelasan sementara diberikan. Hipotesis induktif ini memiliki keterbatasan ilmiah karena hasil – hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan kedalam populasi yang lebih besar.
Sedangkan hipotesis deduktif banyak memberikan sumbangan ilmiah terhadap penelitian pendidikan kerena hipotesis tersebut memberikan bukti – bukti untuk dapat diterima atau ditolak, atau bahkan memodifikasi teori yang dijadikan pijakan.
2.       Hipotesis Deklaratif dan Nol
       Suatu hipotesis dikatakan sebagai hipotesis deklaratif karena hipotesis tersebut diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan atau deklarasi.
           Hipotesis nol, sebaliknya menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan di antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ( Gall, Gall & Borg, 2003), ini biasanya tidak mencerminkan hal yang diharapkan terjadi oleh peneliti. Hipotesis nol ini diperoleh berdasarkan hasil uji statistik.
3.      Hipotesis Direksional dan Nondireksional
         Hipotesis direksional, sesuai dengan namanya menyatakan arah atau kecenderungan suatu hubungan tau perbedaan dua variabel. Hipotesis nondireksional menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara dua variabel (Ary donald, dkk, 1982 ).
4.     Hipotesis Alternatif atau kerja atau Hipotesis Nol
        Hipotesis alternatif atau kerja dinyatakan dengan ungkapan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan dua variabel. Sebaliknya, hipotesis nol menyatakan adanya pernyataan yang bersifat menyangkal ( negation ) dari apa yang diharapkan terjadi (Ary donald, dkk, 1982 ).
        Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang secara eksplisit rumusan itu juga menyatakan arah kecenderungan atau perbedaan khusus yang diharapkan terjadi. Kedua hipotesis itu, yaitu :
1.        Hipotesis alternatif atau kerja
Hipotesis kerja ini dirumuskan dengna harapan hipotesis ini menyatakan hubungan atau perbedaaan yang terjadi diantara dua kelompok.
2.        Hipotesis nol atau hipotesis statistik
Hipotesis nol atau hipotesis statistik dirumuskan dengan maksud untuk menyangkal terhadap apa yang diharapkan atau diramalkan terjadi oleh peneliti.
 

 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN  
 3.1  Objek Penelitian

        Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh  Husein Umar(2007:303),menyatakan bahwa objek penelitianadalah sebagai berikut :“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objekpenelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”. Sedangkan Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Nur Indriantoro dan Bambang Supomo(2007:56),menyatakan bahwa objek penelitianadalah sebagai berikut:“Objek penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skoratau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda ataumerupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai”.
       Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakansasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu.Pada penelitianiniyang menjadi objek penelitian adalah Analisis Pengaruh Komitmen Profesionalisme Terhadap Ketaatan Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan Publik dan yang menjadi subjek penelitian adalah para staf akuntan publik pada Lima kantor akuntan publik diwilayah Bandung.
3.2  Metode dan Desain Penelitian 
       Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,mengumpulkanatau mencatat data, baik yang berupa data primer maupundata sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiahdan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokokpermasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono(2008:4), menyatakan bahwa metode penelitian adalah sebagai berikut :
       “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.Sedangkan penelitian ini penulismenggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007:87), menyatakan sebagai berikut:“Penelitian deskriftif meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian deskriftif meliputi penilaian terhadap individu, organisasi atau keadaan tertentu”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah,dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
      Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisisdengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dandianalisis untuk diambilkesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian iniakan diketahui hubunganyang signifikan antara variabelyang diteliti, sehinggamenghasilkan kesimpulan yangakan memperjelas gambaran mengenai objek yangditeliti.
     Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan mengguanakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktik penelitian maka diperlukan suatudesain penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya apenelitian yang akan dikerjakan.Penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan metode eksperimental,maka perlu sekali diketahui desain-desain yang sering digunakan dalam penelitiantersebut, desain penelitian yang sering digunakan adalah desain percobaan, desainpercobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian, Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) pengertian desain penelitian memiliki pengertian sebagai berikut: “Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
        Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan terhadap pengumpulan data sehingga dapat menjawab pertanyaan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan perancangan dan perencanaan. Maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Jonathan Sarwono (2006:79) :
1. Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul penerapan sanksi administrasi pajak penghasilan wajib pajak badan.
2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan. Dalam penelitian ini menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
a. Penerapan Sanksi Administrasi disebabkan karena adanya wajib pajak yang melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan.
b. Adanya pelaporan Surat Pemberitahuan tidak tepat waktu.
c. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti pajak, sehingga menghindari pajak.
3. Memberi definisi terhadap pengukuran variable. Penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu variabel independen.
      Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

      Pengertian metode pengumpulan data menurut ahli adalah suatu pernyataan (statement) tentang keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110).
Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data antara lain :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya.Data   dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer dapat diperoleh melalui :
·         Wawancara, Observasi, Tes
·         Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
·         Pengukuran Fisik
·         Percobaan Laboratorium
2. Data Sekunder
    Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.Data ini dapat ditemukan dengan cepat.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Data sekunder adalah yang diperoleh dari sumber kedua dapat berupa dokumentasi lembaga. Contoh lembaga sumber data sekunder :
·         Biro Pusat Statistik (BPS)
·         Rumah sakit
·         Lembaga atau institusi
      Instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya (Sugiyono, 2009 : 137).
      Pengumpulan data juga dapat dimaknai sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Dalam proses penelitian, pengumpulan data sangat penting. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan (Akhadiah, 1988)

      Jenis Data
      Jenis Data terbagi menjadi dua, yaitu (Suryana, 2010 : 4):
1.      Data Kualitatif
      Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka.Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
2.      Data Kuantitatif
      Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
      Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
·         Data diskrit 
·         Data kontinum 
Sedangkan, berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
·         Data nominal 
·         Data ordinal 
·         Data Interval 
·         Data rasio 


Metode Pengumpulan Data
1.        Kuisioner
           Menurut Haryanto (2013 : 37), Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau direkam. Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·         Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·         Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
·         Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
          Teknik pengumpulan data melalui kuesioner cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah (Sekaran, 2006).
2.        Observasi
         Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa).Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik.Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Ada dua cara metode observasi yaitu :
·         Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
·         Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa tersebut (Sekaran, 2006).
3.        Wawancara
Pengambilan data secara lisan langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.       Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
b.      Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada  jumlah responden yang terlalu besar, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) (Sekaran, 2006).
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti (Haryanto, 2013:37).
4.        Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan penelitian (Sukardi, 2003 : 78).
Dokumentasi merupakan pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain. (Sekaran, 2006).

    Etika dalam Pengumpulan Data
    Beberapa etika yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
·         Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
·         Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
·         Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
·         Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
·         Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
·         Dalam studi laboratorium subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
·         Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
·         Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama studi.
Teknik Pengolahan Data

     Data
     Istilah data merupakan istilah majemuk  yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol atau bilangan untuk menjadi keluaran atau output yang diinginkan (Jogiyanto Hartono, (2006:8)
     Data juga dapat diartikan suatu fakta atau keterangan yang jika berdiri sendiri belum mempunyai arti atau nilai. Data dapat dijadikan kajian analisis atau kesimpulan.. Menurut Jogiyanto Hartono (2006:8) data adalah bentuk yang masih mentah, belum bisa berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

     Pengolahan
     Pengolahan adalah suatu proses atau kegiatan untuk menghasilkan keluaran atau output yang diinginkan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2006:9) pengolahan (processing) adalah proses data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan dtangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).
     Jadi pengolahan data (data processing) dapat dikatakan sebagai susunan atau kumpulan dari hasil kegiatan pikiran dengan bantuan tenaga atau suatu peralatan, sehingga dapat menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil (result)
       Sampaikan proses penelitian yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan metode yang sudah direncanakan menggunakan obyek yang sudah ditetapkan. Penejelasan parameter-parameter yang dipakai menggunakan data dari obyek penelitian. Pada bagian akhir jelaskan hasil penelitian yang didukung dengan gambar, tabel maupun grafik agar pembaca mengerti hasil penelitian yang sudah dilakukan dan pembaca dapat tertarik dengan yang dipaparkan oleh peneliti (Sukardi, 2006).
Pembahasan (Discussion)
        Pada bagian pembahasan ini jelaskan interpretasi dari hasil penilitian yang sudah dilakukan. Pada bagian ini dijelaskan penekanan dari hasil misalnya saat terjadi penurunan nilai yang ditunjukkan oleh grafik memiliki arti tertentu, dan jelaskan penekanan-penekanan tersebut yang didukung oleh grafik, gambar maupun tabel.
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah (Fatchan, Achmad, 2006):
  1. menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai,
  2. menafsirkan temuan-temuan,
  3. mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan,
  4. menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.
       Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.
       Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
        Untuk penelitian kualitatif, pembahasan memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya (Fatchan, Achmad, 2006)
 
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
    Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Sukarnyana, 2000):
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah :
a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus
9. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian pustaka 

                    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
  
Kesimpulan (conclusion)
  Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada bagian kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerikal. Saran mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. 
Pada bagian ini menjelaskan kesesuaian dengan tujuan penelitian. Misalnya penelitian ini berhasil dengan ketelitian dan kecepatan (Sukardi, 2006).

 
Kesimpulan dan Saran
       Bab kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir karya tuLis ilmiah. Dalam bab ini ada dua subbab yaitu kesimpulan dan saran. Ada pula yang menuliskan bab terakhir ini dengan istilah bab penutup, namun isinya sama yaitu kesimpulan dan saran (Supardi, 2005).
 
Kesimpulan
       Peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan pada bab Pendahuluan
(Supardi, 2005). Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelesaian dan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
  1. Pembelajaran dengan menggunakan Media Monopoli dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Purbalingga. Pada  pembelajaran CALEK telah  dilaksanakan  pembelajaran  dengan menggunakan  Monopoli  yang dibuat oleh siswa  hasil  belajar  dan aktifitas  siswa mengalami peningkatan  dibandingkan  dengan  pembelajaran COLAK.  Pada pembelajaran COLAK nilai post test sebesar 72,14 sedangkan pada pembelajaran CALEK  sebesar 93,71.
  2. Pembelajaran dengan menggunakan Media Monopoli dapat meningkatkan Aktifitas siswa di SMA Negeri 1 Purbalingga. Aktivitas  belajar  Biologi  mengalami peningkatan  dibandingkan  dengan  pembelajaran COLAK.  Aktifitas berdasarkan Kualifikasi pada pembelajaran COLAK yang mempunyai nilai kurang sebesar 42,86%, nilai cukup 48,57%, nilai baik 8,57%, dan sangat baik 0%.  Sedangkan pada pembelajaran CALEK yang mempunyai nilai kurang 0%, nilai cukup 8,57%, nilai baik 42,86%, sangat baik 48,57%.

Saran
     Saran diberikan kepada pihak-pihak terkait untuk menerapkan atau menindaklanjuti hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan adanya perubahan dan kemajuan di bidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil penelitian, harapan adanya penyelesaian atau jalan keluar dari suatu permasalahan yang penting dalam kehidupan orang banyak (Supardi, 2005).
Contoh saran :
  1. Mengingat pembelajaran dengan “Media Monopoli” dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa, seperti dalam pembahasan pada penelitian ini maka disarankan pembelajaran ini dapat diterapkan  sebagai variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Purbalingga. 
  2. Pada kesempatan ini peneliti menerapkan pembelajaran dengan “Media Monopoli” pada materi Sistem RANGKA dan Peredaran Darah, dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan  bagi peneliti yang lain dapat menggunakan pembelajaran yang sama tentang “Media Monopoli” pada materi pelajaran yang sama di sekolah yang berbeda untuk memperkuat hasil penelitian ini dan sebagai pembanding.
  3. Media Monopoli menuntut guru untuk kreatif. Bagi guru yang akan melakukan penelitian ini disarankan agar berkolaborasi dengan guru TIK, hal ini untuk memudahkan dalam pembuatan papan Monopoli..
  4. Pada “Media Monopoli” pembelajarannya terpusat pada siswa untuk itu perlu banyak pendamping bagi siswa, berhubungan dengan hal tersebut dalam penerapan pembelajaran ini disarankan guru membuat team teaching.

Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta



DAFTAR PUSTAKA
      Daftar pustaka/ bibliografi ialah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap (Akhadiah, 1988).Daftar pustaka ialah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah. Kita memerlukan pendapat-pendapat para ahli atau tulisan-tulisan dari beberapa artikel atau buku untuk dijadikan sebagai referensi dari makalah/tulisan/skripsi yang ingin kita buat. Referensi ini kemudian harus dibuat dalam suatu halaman akhir yang disebut daftar pustaka. Melalui daftar pustaka, para pembaca dapat mengatahui sumber dari makalah/tulisan yang kita buat. Mereka juga dapat mengukur kedalaman bahasan masalah, serta dapat memperluas pengetahuannya dengan berbagai referensi tersebut (Umar, Husein, 2008).

Fungsi Daftar Pustaka
      Seperti yang tertera diatas, bibliografi dapat menambah pengetahuan para pembaca. Karena, dalam daftar pustaka terdapat kelengkapan tentang sumber yang diambil dalam penulisan suatu tulisan tersebut. Bibliografi dapat memberikan deskripsi yang penting mengenai buku, majalah, serta surat kabar tsb. secara keseluruhan. Bibliografi dapat menjadi pelengkap dari catatan kaki, karena pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang referensi tersebut dalam daftar pustaka (Akhadiah, 1988).


Arikuntu, S., 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktek (Edisi Revisi ke-5). Jakarta : Rineka Cipta.

Ary donald, dkk. 1982 . Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

Iskandar.Dr.,M.Pd,(2010),”Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Gaung Persada Press, Jakarta.

Kaufam, Roger.1988. Planning Educational Systems. New Holland Avenue: Technomic Publishing Company, Inc.

Moh., Nazir, 2005. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia 

Moleong, Lexy J.1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
Bandung: IKAPI

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI

Stoner, James A.F. (2006).Management.Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall,Inc

Moleong, Lexy J.1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya.

Suyanto, Bagong, dkk., editor.1995. Metode Penelitian Sosial. Surabaya : Kerjasama Balai Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia FISIPOL UNAIR dengan Airlangga University Press.

W. Gede Merta, 2004. Metode Penelitian. Fakultas Ekonomi Unwar. (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2002, 15-16).

Sugiyono, Prof., Dr., 1999, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-6, Bandung, CV. Alfa Beta. 

Moh., Nazir, 2005. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia 

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prastowo, Andi. 2012. Memahami Motode-motode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. (Surasumantri, 1986).

Tuckman, Bruce W, 1988. Educting Educational Research. New York : Harcout Brace Jovonavieceh Inc.

Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. 2003. Educational Research An
Introduction. 7th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.),

Setyosari, punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidkan dan Pengembanga. Jakarta : Kencana.
 

Kerlinger, R.N. (1986). Foundations of Behavioral Research. New York: Holt,
Rinehart and Winston.

Nur Indriantoro, Bambang Supomo. 2007. Metode Penelitian Bisinis. CV. ALFABETA

Khadiah, 1988.Pembianaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hurlock, E. B. h.110.

Haryanto, S. 2013. Belajar ilmu psikologi dan bimbingan konseling : Metode Pengumpulan Data. Bali : PT Kayumas Agung.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 8, h. 137.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Suryana, C. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian, Sumedang : PT. Grasindo.

Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara

Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang

Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : M
alang

Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada










 

 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar