1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengertian Latar Belakang Masalah adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa
peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini,
peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan
tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai alasan mengapa memilih
judul tersebut, maka seorang peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada
pelaksanaannya.
Latar belakang Masalah dapat juga
mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan
keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan
pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian
itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti. Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman
jumlah latar belakang masalah ?. Jawabannya yaitu proporsional, tergantung
jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau laporan penelitian. Perlu
digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada
proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih
banyak dari bab-bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.
Jadi sebelum menentukan judul
penelitian, maka seorang peneliti diwajibkan untuk menemukan suatu masalah.
Masalah tersebut kemudian dijadikannya sebagai latar belakang diangkatnya
sebuah judul yang nantinya akan diteliti oleh peneliti. sekian dari informasi
ahli mengenai pengertian latar belakang masalah, semoga tulisan informasi ahli
mengenai pengertian latar belakang masalah dapat bermanfaat (Usman, Husaini dan Purnomo, 2008).
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah adalah kata yang sering kita
dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah
baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah
adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan
dengan baik.
Berikut merupakan pengertian masalah
menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia:
- Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
- Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI.
- Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan.Stoner, James A.F. (2006).Management.Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall,Inc
4. Menurut
Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang
diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan
menuju tercapainya tujuan.
Atmosudirjo, S., Prajudi., Dr., Mr., (2000).Administrasi
Manajemen Umum, Jakarta: CV Mas Haji.
- Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan. Kaufam, Roger.1988. Planning Educational Systems. New Holland Avenue: Technomic Publishing Company, Inc.
- Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak diinginkan.
Dalam identifikasi masalah, dipaparkan seluruh masalah yang ditemukan dalam latar belakang masalah. Oleh karena itu harus dihindari memunculkan masalah yang tidak memiliki landasan/pijakan dari latar belakang masalah. Bagian identifikasi masalah ini memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa banyak masalah yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan (Lincoln dan Cuba (Moleong, 1996:62) “
Perumusan
masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan
yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang
lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara
singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan
masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian.
Setelah
rumusan masalah kemudian dilanjutkan memaparkan tujuan penelitian. Tujuan
penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian
dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Rumusan masalah sangat tergantung pada tujuan penelitian. Pada
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan masalah, maka
pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what, who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian.
Sedangkan pada penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang apakah perubahan suatu
variaberl mempengaruhi perubahan variable lain. Maka pertanyaan biasanya
berkaitan untuk memperoleh informasi terutama mengenai pengaruh.
Misalnya : Bagaimanakah pengaruh pembelajaran aktif dan penggunaan media
CD interaktif dalam pembelajaran PKn
terhadap pembentukkan karakter demokratis pada peserta didik di SMP Negeri 2
Mlati Sleman Yogyakarta (
Moleong,
Lexy J.1996. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung : Rosdakarya.
Singarimbun,
Masri , Effendi, Sofian.1989.Metode
Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES.
Suyanto,
Bagong, dkk., editor.1995. Metode
Penelitian Sosial. Surabaya : Kerjasama Balai Kajian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia FISIPOL UNAIR dengan Airlangga University Press.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian.
Iskandar.Dr.,M.Pd,(2010),”Metodologi
Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Gaung
Persada Press, Jakarta.
Tujuan penelitian berfungsi :
Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Untuk memperlihatkan efek tertentu
Berikut Penjelasan Tujuan Penelitian Menurut Para Pakar adalah :
Tujuan penelitian menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai, sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan penelitian biasanya diawali dengan kata-kata seperti : untuk mengetahui, menghitung, menganalisis, membedakan, dan lain-lain (W. Gede Merta, 2004, 11).
Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian pustaka. Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain: (1) mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi…. (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ….; mendeskripsikan perkembangan …..; mendeskripsikan kategori ….(3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara …. dengan …. (4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota … dengan kriteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada saat ini (“state of the art”)—hasil kajian pustaka—bagi masing-masing pertanyaan penelitian (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2002, 15-16).
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan, misalnya jika rumusan masalahnya “apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai”, maka tujuannya adalah “ingin mengetahui apakah ada hubungan antara latihan dan produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar”. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabnya terletak pada kesimpulan penelitian (Prof. Dr. Sugiyono, 1999, 305).
Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Untuk memperlihatkan efek tertentu
Berikut Penjelasan Tujuan Penelitian Menurut Para Pakar adalah :
Tujuan penelitian menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai, sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan penelitian biasanya diawali dengan kata-kata seperti : untuk mengetahui, menghitung, menganalisis, membedakan, dan lain-lain (W. Gede Merta, 2004, 11).
Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian pustaka. Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain: (1) mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi…. (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ….; mendeskripsikan perkembangan …..; mendeskripsikan kategori ….(3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara …. dengan …. (4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota … dengan kriteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada saat ini (“state of the art”)—hasil kajian pustaka—bagi masing-masing pertanyaan penelitian (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2002, 15-16).
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan, misalnya jika rumusan masalahnya “apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai”, maka tujuannya adalah “ingin mengetahui apakah ada hubungan antara latihan dan produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar”. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabnya terletak pada kesimpulan penelitian (Prof. Dr. Sugiyono, 1999, 305).
4. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam
penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara
tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis.
Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan
(secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang
ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan
sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian
merupakan follow up pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan
Arikuntu, S., 2002. Prosedur
Penelitian suatu Pendekatan praktek (Edisi Revisi ke-5). Jakarta : Rineka
Cipta.
Sebagai
Contoh : Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
a)
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau
status kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat
b)
Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarka kemampuan sumber
daya, dan kemungkunan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan
kesehatan yang direncanakan
c)
Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah kesehatan, atau kegagalan yang terjadi didalam sistem pelayanan
kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan
masalah-masalah tersebut
d)
Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk meyusun kebijaksanaan
dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan
e)
Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan,
peralatan, dan ketenaga kerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas
guna mendukung sistem kesehatan
Iskandar.Dr.,M.Pd,(2010),”Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Gaung Persada Press, Jakarta.
Iskandar.Dr.,M.Pd,(2010),”Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Gaung Persada Press, Jakarta.
BAB II LANDASAN TEORI /KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian pustaka adalah bahasan atau
bahan – bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam
penelitian. Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian
yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literatur.
Sebuah kajian pustaka merupakan
sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang relevan dengan bidang atau
topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku – buku ilmiah dan artikel
jurnal. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan
oleh peneliti atau penulis, teori – teori dan hipotesis yang mendukung,
permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan metodologi
yang sesuai.
Kajian
Pustaka Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi
pustaka karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian
kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi
literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung
penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat
kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan
diperoleh.
Kajian
pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki tiga
pengertian yang berbeda. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang
mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun
sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori
atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek
penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan
kerangka teori.Kajian
pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek
penelitian yang sedang dikaji.
Menurut
Pohan dalam Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka)
bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode,
atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk
buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain
yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan
terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat.
Dasar
pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian
menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 81) didasari oleh kenyataan bahwa setiap
objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih
dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda.
Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang
digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
Menurut Cooper (1988) dalam (Punaji Setyosari, 2012)[13] mendefinisikan kajian pustaka sebagai berikut:
“a literature review uses as its database reports of primary or original scholarship, and doesn’t report new primary scholarship itself. The primary reports used in the literature maybe verbal, but in majority of cases reports are written documents. The types of scholarship maybe empirical, theoretical, critical/analytic, or methodological in nature. Second a literature review seeks to describe, summarize, evaluate, clarify and/ or integrate the content of primary report.”
Kemudian menurut Conny R. Semiawan (2010), menyatakan bahwa tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.
Definisi landasan teori dalam
metodologi penelitian kualitatif berbeda dengan landasan teori dalam metodologi
penelitian kuantitaf. Karenanya, definisi mengenai landasan teori dari kedua
jenis metodologi penelitian ini perlu dipaparkan secara terpisah. Perbedaan ini
terjadi karena metode yang digunakan dalam kedua metodologi penelitian ini
berbeda satu sama lainnya. Selain itu, perbedaan ini pula disebabkan oleh
berbedanya jenis kedua landasan teoritis keduanya.
Berikut pendapat para pakar atau
ahli mengenai definisi teori dalam penelitian:
Menurut Wiliam Wiersma (1986) dalam
(Sugiono, 2010)[4], menyatakan bahwa: A theory is
a generalization or series of generalization by which we attemp to explain some
phenomena in a systematic manner. Teori adalah generalisasi atau kumpulan
generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara
sistematik.”
Selanjutnya menurut Cooper and
Schindler (2003) masih dalam (Sugiono, 2010)[5], mengemukakan bahwa: A theory
is a set of systematically interrelated concept, definition, and proposition
that are advanced to explain and predict phenomena (fact). Teori adalah
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis
sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.”
Sedangkan menurut Sugiono (2010)[6], menjelaskan bahwa teori
adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Lebih lanjut Sugiono (2010)[7], menjelaskan tentang apa itu
deskripsi teori. Ia menjelaskan bahwa deskripsi teori dalam suatu penelitian
adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.
Tujuan Kajian Pustaka
Sebuah kajian pustaka memberikan
informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang
memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang
pembelajaran, evaluasi, teknologi, ilmu pengetahuan alam atau sains, dll.
Penulisan kajian pustaka dalam sebuah penelitian memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kepada pembaca kemudahan
memperoleh sebuah topik tertentu dengan cara menyeleksi artikel – artikel atau
bahan kajian yang berkualitas, yang relevan, bermakna penting, sahih, dan
merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.
2. Memberikan awalan yang sangat bagus
bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam suatu bidang tertentu dengan
cara menuntut peneliti untuk merangkum, menilai, dan membandingkan penelitian
dalam bidang tertentu.
3. Memastikan bahwa peneliti tidak
melakukan duplikasi hasil kerja yang telah dilakukan.
4. Memberikan petunjuk ke mana
penelitian yang akan datang diarahkan atau direkomendasikan.
5. Memberikan garis besar temuan kunci.
6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian,
kesenjangan dan hal yang mengandung pertentangan dalam kajian pustaka.
7. Memberikan nalisis konstruktif
tentang metodologi dan pendekatan dari para peneliti lain.
22. Kerangka Pemikiran
Sugiyono (2010)) mencoba menjelaskan
tentang kerangka berpikir dengan mengutip dari Uma Sekaran (1992) dengan
menuliskan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah didentifikasi sebagai
masalah yang penting. Sehingga dari situ saja kita sudah dapat
mengidentifikasikan mana variable bebas (X) dan mana variable terikatnya (Y),
atau bahkan ada juga variable moderat dan intervening yang perlu turut member
peran dalam penelitian yang akan dilakukan.
Seorang peneliti harus menguasai
teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan
(Surasumantri, 1986). Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan
antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Manfaat Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir sangat berguna
dalam perumusan hipotesis, terutama yang menggunakan metode deduktif. Pada
metode deduktif teori tak hanya sebagai alat penting untuk menyusun hipotesis,
tapi juga paradigm penelitiannya. Nantinya, hasil penelitian akan menjawab
apakah teori; diterima, atau diragukan atau mungkin dibantah. Adapun dalam
penelitian kualitatif, yaitu penelitian dengan metode induksi, bertolak dari
data, memanfatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan
suatu “teori”.[23]
Kerangka berpikir ini nantinya akan
dikonfirmasikan kembali menjadi hipotesis. Malah tak jarang penelitian maupun
ulasan tentang laporan penelitian itu sendiri tidak memaparkan kerangka
berpikir secara khusus karena sudah termaktub dalam hipotetis. Lagipula pada
dasarnya landasan teori dikumpulkan tujuannya untuk penyusunan hipotesis.
2.3 Hipotesis
Dalam suatu penelitian, peneliti
biasanya menyatakan suatu harapan yang ingin diperoleh melalui penelitiannya.
Harapan yang menyatakan ramalan atau prediksi hasil yang diperoleh melalui
penelitian itulah yang dikatakan sebagai hipotesis.
Secara umum, pengertian hipotesis
penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih perlu di uji secara empiris. Secara teknis, hipotesis dapat
didefenisikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan
dilandasi oleh generalisasi dan biasanya menyangkut hubungan di antara variabel
– variabel penelitian.
G. Kegunaan Hipotesis
Hipotesis penelitian dirumuskan karena dua alasan, yaitu:
1. Hipotesis yang mempunyai landasan
kuat menunjukkan bahwa peneliti telah memiliki cukup pengetahuan dalam
melakukan penelitian dalam bidangnya.
2. Hipotesis itu memberikan arah pada
pengumpulan dan penafsiran data, hipotesis ini dapat menunjukkan kepada
peneliti tentang prosedur dan jenis data apa yang harus dikumpulkan.
Hipotesis yang dirumuskan itu memiliki kegunaan sebagai
berikut:
1. Hipotesis memberikan penjelasan
sementara tentang gejala – gejala dan memudahkan perluasan pengetahuan dalam
suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu
pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah bagi
penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk
melaporkan kesimpulan dan hasil penelitian
H. Karakteristik Hipotesis
Sesudah hipotesis dirumuskan,
sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut peneliti perlu sekali menilai
hipotesis yang dirumuskan itu. Suatu hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi
kriteria tertentu, sehingga peneliti dapat menguji secara empiris. Berkenaan
dengan kriteria, Kerlinger (1986) mengemukakan bahwa hipotesis yang baik
memiliki dua kriteria, yaitu:
1. Hipotesis adalah pernyataan tentang
hubungan atau relasi antara variabel – veriabel.
2. Hipotesis mengandung implikasi –
implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan – hubungan yang dinyatakan.
Hipotesis yang kita rumuskan memiliki ciri – ciri khusus
atau karakteristik sebagai berikut:
1. Menyatakan hubungan anatara dua atau
lebih variabel – variabel.
2. Dinyatakan dalam bentuk ungkapan
kalimat pernyataan (deklaratif) yang dapat diuji.
3. Konsistensi
4. Dirumuskan dengan kalimat sederhan
I. Macam – Macam Hipotesis
1. Hipotesis Induktif dan Deduktif
Ada beberapa atau tinjauan yang
dapat dipakai untuk mengklasifikasikan atau mengkategorikan hipotesis.
Hipotesis ditinjau dari asal usulnnya dibedakan menjadi dua (Tuckman, 1988)
yaitu Induktif dan Deduktif.
Dalam hipotesis induktif, suatu
hubungan ditentukan diantara variabel – veriabel tertentu dan selanjutnya
sebuah penjelasan sementara diberikan. Hipotesis induktif ini memiliki
keterbatasan ilmiah karena hasil – hasil yang diperoleh tidak dapat
digeneralisasikan kedalam populasi yang lebih besar.
Sedangkan hipotesis deduktif banyak
memberikan sumbangan ilmiah terhadap penelitian pendidikan kerena hipotesis
tersebut memberikan bukti – bukti untuk dapat diterima atau ditolak, atau
bahkan memodifikasi teori yang dijadikan pijakan.
2. Hipotesis Deklaratif dan Nol
Suatu hipotesis dikatakan sebagai
hipotesis deklaratif karena hipotesis tersebut diungkapkan dalam bentuk kalimat
pernyataan atau deklarasi.
Hipotesis nol, sebaliknya menyatakan
tidak adanya hubungan atau perbedaan di antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis ( Gall, Gall & Borg, 2003), ini biasanya tidak mencerminkan hal
yang diharapkan terjadi oleh peneliti. Hipotesis nol ini diperoleh berdasarkan
hasil uji statistik.
3. Hipotesis direksional dan
Nondireksional
Hipotesis direksional, sesuai dengan
namanya menyatakan arah atau kecenderungan suatu hubungan tau perbedaan dua
variabel. Hipotesis nondireksional menyatakan adanya hubungan atau perbedaan
antara dua variabel.
4. Hipotesis alternatif atau kerja atau
hipotesis nol
Hipotesis alternatif atau kerja
dinyatakan dengan ungkapan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan dua
variabel. Sebaliknya, hipotesis nol menyatakan adanya pernyataan yang bersifat
menyangkal ( negation ) dari apa yang diharapkan terjadi.
Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang
secara eksplisit rumusan itu juga menyatakan arah kecenderungan atau perbedaan
khusus yang diharapkan terjadi. Kedua hipotesis itu, yaitu :
1. Hipotesis alternatif atau kerja
Hipotesis kerja ini dirumuskan dengna harapan hipotesis ini
menyatakan hubungan atau perbedaaan yang terjadi diantara dua kelompok.
2. Hipotesis nol atau hipotesis
statistik
Hipotesis nol atau hipotesis statistik dirumuskan dengan
maksud untuk menyangkal terhadap apa yang diharapkan atau diramalkan terjadi
oleh peneliti.
Setyosari,
punaji ( 2010 ). Metode Penelitian Pendidkan dan Pengembanga. Jakarta :
Kencana.
Ary
donald, dkk ( 1982 ). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional
Gicara.com/uncategorizet/cntoh-tinjauan-pustaka,html
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian yang dikemukakan
olehHusein Umar(2007:303),menyatakan bahwa objek penelitianadalah sebagai
berikut :“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi
objekpenelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jikadianggapperlu”.Sedangkan
Pengertian objek penelitian yang dikemukakan olehNurIndriantorodanBambang
Supomo(2007:56),menyatakan bahwa objek penelitianadalah sebagai berikut:“Objek
penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skoratau ukuran
yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda ataumerupakan konsep yang
diberi lebih dari satu nilai”
.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
objek penelitian merupakansasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu
untuk mendapatkan data tertentu.Pada penelitianiniyang menjadi objek penelitian
adalahAnalisis PengaruhKomitmen ProfesionalismeTerhadapKetaatan Pelaksanaan
Etika Profesi AkuntanPublikdan yangmenjadi subjek penelitian adalahpara
stafakuntan publikpadaLimakantor akuntan publikdiwilayahBandung.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau
cara mencari, memperoleh,mengumpulkanatau mencatat data, baik yang berupa data
primer maupundata sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya
ilmiahdan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokokpermasalahan
sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.Pengertian
metode penelitian menurut Sugiyono(2008:4),
menyatakan bahwa
metode penelitian
adalah sebagai berikut :
“Metode Penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah”.Sedangkan penelitian ini penulismenggunakan metode penelitian analisis
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yang
dikemukakan olehHusein Umar(2007:87), menyatakan sebagai berikut:“Penelitian
deskriftif meliputi kegiatanpengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai
status terakhir darisubyek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian
deskriftif meliputi penilaianterhadap individu, organisasi atau keadaan
tertentu”.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang
lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu
secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada
tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah,dianalisis, dan diproses lebih
lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut
dapat ditarik sebuah kesimpulan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisisdengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dandianalisis untuk diambilkesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian iniakan diketahui hubunganyang
signifikan antara variabelyang diteliti, sehinggamenghasilkan kesimpulan yangakan
memperjelas gambaran mengenai objek yangditeliti.
Penelitian adalah suatu proses
mencari sesuatu secara sistematik dalam waktuyang lama dengan mengguanakan
metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.Untuk menerapkan metode ilmiah
dalam praktik penelitian maka diperlukan suatudesain penelitian, yang sesuai
dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalny apenelitian yang akan
dikerjakan.Penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan metode
eksperimental,maka perlu sekali diketahui desain-desain yang sering digunakan
dalam penelitiantersebut, desain penelitian yang sering digunakan adalah desain
percobaan, desainpercobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam
merencanakan danmelaksanakan penelitian
Menurut
Jonathan Sarwono pengertian desain penelitian memiliki
pengertian
sebagai berikut:
“Desain
penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian
secara
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.” (2006:79)
Berdasarkan
definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penyelidikan terhadap pengumpulan data sehingga dapat
menjawab pertanyaan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan
perancangan dan perencanaan. Maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan
diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis
mengambil judul penerapan sanksi administrasi pajak penghasilan wajib pajak
badan.
2.
Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
a.
Penerapan Sanksi Administrasi disebabkan karena adanya wajib pajak yang
melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan.
b.
Adanya pelaporan Surat Pemberitahuan tidak tepat waktu.
c.
Masih banyak masyarakat yang belum mengerti pajak, sehingga menghindari pajak.
3.
Memberi definisi terhadap pengukuran variable. Penelitian ini hanya terdapat
satu variabel yaitu variabel independen.
3.3 Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
Pengertian metode pengumpulan data menurut ahli adalah
suatu pernyataan (statement) tentang keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo, 2002 : 110).
Ada dua sumber data dan
metode pengumpulan data antara lain :
1. Data Primer
1. Data Primer
Data
primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya.Data dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer dapat
diperoleh melalui :
· Wawancara,
Observasi, Tes
· Kuesioner
(Daftar Pertanyaan)
· Pengukuran
Fisik
· Percobaan
Laboratorium
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk
maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.Data ini dapat
ditemukan dengan cepat.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan.
Data
sekunder adalah yang diperoleh dari sumber kedua dapat berupa dokumentasi
lembaga. Contoh lembaga sumber data sekunder :
· Biro
Pusat Statistik (BPS)
· Rumah
sakit
· Lembaga
atau institusi
Instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa
lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,
camera photo dan lainnya (Sugiyono, 2009 : 137).
Pengumpulan data juga dapat dimaknai
sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif),
atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Dalam proses penelitian,
pengumpulan data sangat penting. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan
kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan (Akhadiah, 1988)
A. Jenis Data
Jenis Data terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka.Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam
teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,
atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk
lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video.
2.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika.
Berdasarkan proses
atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk yaitu sebagai berikut:
·
Data diskrit
·
Data kontinum
Sedangkan, berdasarkan tipe skala pengukuran yang
digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan)
yang memiliki sifat berbeda yaitu:
·
Data nominal
·
Data ordinal
·
Data Interval
·
Data rasio
(Suryana, 2010 : 4).
B. Metode
Pengumpulan Data
1.
Kuisioner
Menurut Haryanto (2013 : 37),
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau
direkam. Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
·
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Teknik
pengumpulan data melalui kuesioner cukup sulit dilakukan jika respondennya
cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah (Sekaran, 2006).
2.
Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pembau, perasa).Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Ada dua cara metode
observasi yaitu :
· Participant
Observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.Misalnya seorang guru dapat
melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
· Non
participant Observation
Berlawanan
dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti
yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.Kelemahan dari metode ini adalah
peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak
sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam
peristiwa tersebut (Sekaran, 2006).
3. Wawancara
Pengambilan data secara lisan
langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh
peneliti.Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah
mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang
dapat membantu kelancaran wawancara.
b.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas,
yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang
ingin digali dari responden.
Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada jumlah responden yang terlalu besar, sedangkan
pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian kualitatif) (Sekaran, 2006).
Pengambilan
data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik
melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden
direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti (Haryanto, 2013:37).
4.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata
dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan
perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan
penelitian (Sukardi, 2003 : 78).
Dokumentasi
merupakan pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari
lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang
lain. (Sekaran, 2006).
C.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa
etika yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
· Memperlakukan
informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan
menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
· Peneliti
tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada
subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian
kepada subjek dengan jelas.
· Informasi
pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal
tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan
spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
· Apapun
sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh
dilanggar
· Tidak
boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak
mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
· Dalam
studi laboratorium subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
· Subjek
tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik
maupun mental.
· Tidak
boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama studi.
3.4 Teknik Pengolahan Data
Data
Istilah data merupakan istilah majemuk yang
berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan
dengan kenyataan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol atau
bilangan untuk menjadi keluaran atau output yang diinginkan.
Data juga dapat diartikan suatu fakta atau
keterangan yang jika berdiri sendiri belum mempunyai arti atau nilai. Data
dapat dijadikan kajian analisis atau kesimpulan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2006:8) data adalah bentuk yang masih mentah, belum bisa berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.
Pengolahan
Pengolahan adalah suatu proses atau kegiatan untuk menghasilkan keluaran atau output yang diinginkan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2006:9) pengolahan (processing) adalah proses data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan dtangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).
Jadi pengolahan data (data processing) dapat dikatakan sebagai susunan atau kumpulan dari hasil kegiatan pikiran dengan bantuan tenaga atau suatu peralatan, sehingga dapat menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
http:/ Bab III Objek dan Metode Penelitian
51
2
.
Variabel Terikat (
Dependent Variable
)
Menurut
Sugi
yono (2008
:40)
mengemukakan definisi variabel
terikat
yaitu
sebagai berikut :
“Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas”
enurut
(Sugiyono
2008
:
137)
men
gemukakan definisi data
primer
adalah
sebagai berikut :
“Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data”
.
3.2.1 sumber data dan teknik penentuan data
Objek
Penelitian
Menurut
Sugiono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek
penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan
oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
(2009:38)
Berdasarkan
definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan
sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu
dan kemudian dapat ditarik kesimpulan.
SUMBER 2 (prof. Dr. Sugiyono. Metodologi penelitian
bisnis cetakan ke 8.2005.Bandung: Alfabeta)
Variabel Penelitian
Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek yang lain (Hatch dan
Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiatan tertentu.
Dinamakan variabel karena ada
variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan
sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian
juga motivasi, persepsi dapat juga ditanyaan sebagai variabel karena misalnya
persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi. Variabel yang tidak ada
variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang
bervariasi.
Kerlinger(1973) menyatakan bahwa
variabel adalah kontruksi (constructs) atau sifat yang akan di pelajari.
Selanjut nya kidder(1981),menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas
(qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan dari nya. Maka
dapat dirumuskan disini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Macam-Macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel
lain:
1) Variabel
independen (variabel bebas, stimulus, predikator, antecedent)
Adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
Contoh: kemampuan kerja dan produktivitas ; kemampuan
kerja (VI) dan produktivitas (VD)
2) Variabel
dependen (variabel terikat, output, kriteria,konsekuen)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: kenaikan harga BBM dan daya beli
masyarakat; kenaikan harga BBM (VI) dan daya beli a(VD)
3) Variabel
moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini
disebut juga variabel independen ke dua
Contoh: hubungan suami-istri akan enjadi semakin
akrab bila mempunyai anak, dan akan menjadi renggang bila ada pihak ke tiga.
Anak adalah variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga
adalah yang memperlemah hubungan.
4) Variabel
intervening
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
(memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan dependen,
tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Contoh: gaji pegawai tinggi, pemimpin berperilaku
baik, tetapi prestasi kerjanya rendah. Setelah diteliti ternyata pegawai
tersebut sedang frustasi. Jadi frustasi adalah sebagai variabel intervening.
Secara teoritis frustasi akan mempengaruhi prestasi pegawai, tetapi frustasi
ini tidak dapat diukur.
5) Variabel
kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Biasanya digunakan bila akan
melalukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh: misalnya akn membandingkan penampilan kerja
petugas pemasaran antara lulusan SMU dengan SMK. Untuk bisa membandingkan
penampilan kerja kedua lulusan maka peneliti harus menetapkan variabel
kontrolnya. Variabel kontrolnya adalah pekerjaan yang dikerjakan, alat untuk
mengerjakan, pengalaman kerja, iklim kerja organisasi dimana pegawai tersebut
harus sama. Tanpa ada variabel kontrolnya akan sulit ditemukan apakah perbedaan
penampilan karyawan tersebut karena faktor pendidikan (SMU-SMK) atau bukan.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan
-
Rencana untuk memilih sumber-sumber dan jenis informasi yang dipakai untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
-
Merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan-hubungan antara variabel dalam penelitian.
-
Merupakan blue print yang memberi garis besar dari setiap prosedur penelitian mulai
dari masalah/pertanyaan penelitian sampai dengan analisis data.
Desain
Penelitian Meliputi:
- Tujuan
studi/penelitian
- Tipe
Hubungan Antar Variabel
- Lingkungan
(setting) penelitian dan pengendalian terhadap variabel
- Unit
Analisis
- Dimensi
waktu
- Pengukuran
Konstruk
- Desain
Sample
- Metode
Pengumpulan Data
Tujuan Studi
-
Studi Eksplorasi
-
Studi Deskripsi
-
Pengujian Hipotesis
Studi Eksplorasi
-
Dilakukan untuk memahami karakteristik fenomena yang diteliti sebab belum banyak
penelitain yang sejenis.
-
Studi ini dapat digunakan untuk menyusun konstruksi teori
-
Studi ini punya tujuan
1). Diagnosa,
2). Seleksialternatif-alternatif,
3 ). Menemukanidebaru.
-
Studi Deskriptif
-
Penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari
subyek berupa individu, organisasional, industri atau perspektif lain.
-
Tujuan studi ini adalah menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang
diamati.
-
Data: data kualititatif maupun kuantitatif.
-
Sebutan lain studi ini: Analisis diagnosis.
Obyek Penelitian
Menurut
Husein Umar, (2005 : 303) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek
penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian, juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat
diketahui bahwa objek penelitian merupakan bagian dari penelitian yang
berisikan mengenai hal-hal apa saja yang diteliti oleh penulis dalam melakukan
penelitian.
SUMBER 3 (INTERNET)
Variabel Penelitian
Menurut
Sugiono menyatakan bahwa definisi variabel penelitian adalah sebagai berikut:
“Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi
sebab perubahanya atau timbulnya variable dependen
(terikat).”(2009:39)
Sebelum mengadakan penelitian diperlukan operasional
variabel untuk menentukan jenis, indikator yang terkait dalam penelitian
sehingga penelitian dapat dilakukan secara benar sesuai judul tinjauan atas
Penerapan Sanksi Administrasi Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada Kantor
Pelayanan Pajak. Maka, terdapat satu yang diteliti yaitu variabel bebas
(variabel independen). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya. Variabel independen disini sanksi administrasi
pajak penghasilan wajib pajak badan.
Variabel dalam penelitian ini
dibedakan menjadi variabel yang tidak dapatdiukur (diamati) yaitu kredit macet
dan variabel yang diukur yaitu faktor internal danfaktor eksternal. Indikator
dari variabel/faktor yang diukur adalah:
1. Faktor Intern (X1) yang berasal dari dalam
diri nasabah dengan indikator: aspek pemasaran, aspek penggunaan
modal, aspek pendapatan dan aspek manajemen.
2. Faktor Ekstern (X2) yang berasal dari luar
diri nasabah dengan indikator kenaikan BBM dan Bahan baku, kondisi ekonomi
dan peraturan pemerintahdisektor riil.
Pengertian vaiabel menurut para ahli:
1. Suharsimi Arikunto (1998:99)
variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.
2. Ibnu Hajar (1999:156) yang
mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
3. Sutrisno Hadi (1982:437)
variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang
dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
4. M. Nazir (1999:149) variabel
adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
5. Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh:
5. Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh:
1) variabel jenis kelamin (laki-laki
dan perempuan),
Macam-macam Variabel
1. Variabel
Kuantitatif.
a. Variabel diskrit (
nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal :
variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel Interval: variabel
jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km, sedangkan Yuli 5 km maka vr
intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel
perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat
badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah
variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka.
Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh,
Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi,
Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat,
karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini
sering disebut sebagai variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel
yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang
memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel
independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara
Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan
Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual
(sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control
berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan
lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan
penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
Sumber :
http://www.abeeayang.com/2009/04/01/variabel-penelitian/
http://nilaieka.blogspot.com/2009/03/langkah-6a-menentukan-variabel.html
http://nilaieka.blogspot.com/2009/03/langkah-6a-menentukan-variabel.html
DesainPenelitian (ocw.usu.ac.id/...PENELITIAN/ekm_2405_slide_desain_pen)
Desain Penelitian
Penelitian adalah suatu proses
mencari sesuatu secara sistematik dalam waktuyang lama dengan mengguanakan
metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.Untuk menerapkan metode ilmiah
dalam praktik penelitian maka diperlukan suatudesain penelitian, yang sesuai
dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalny apenelitian yang akan
dikerjakan.Penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan metode
eksperimental,maka perlu sekali diketahui desain-desain yang sering digunakan
dalam penelitiantersebut, desain penelitian yang sering digunakan adalah desain
percobaan, desainpercobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam
merencanakan danmelaksanakan penelitian
Menurut
Jonathan Sarwono pengertian desain penelitian memiliki
pengertian
sebagai berikut:
“Desain
penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian
secara
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.” (2006:79)
Berdasarkan
definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penyelidikan terhadap pengumpulan data sehingga dapat
menjawab pertanyaan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan
perancangan dan perencanaan. Maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan
diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis
mengambil judul penerapan sanksi administrasi pajak penghasilan wajib pajak
badan.
2.
Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
a.
Penerapan Sanksi Administrasi disebabkan karena adanya wajib pajak yang
melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan.
b.
Adanya pelaporan Surat Pemberitahuan tidak tepat waktu.
c.
Masih banyak masyarakat yang belum mengerti pajak, sehingga menghindari pajak.
3.
Memberi definisi terhadap pengukuran variable. Penelitian ini hanya terdapat
satu variabel yaitu variabel independen.
Obyek penelitian
Pengertian Obyek Penelitian
Obyek adalah apa yang akan
diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa persoalan sekiranya perlu kita
pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode
penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek
penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja obyek penelitian dalam
penelitian kualitatif, dan criteria apa saja yang layak dijadikan obyek
penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:
12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia.
Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut
Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri
dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[7]
Namun sebenarnya, obyek penelitian
kualitatif juga bukan semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari
tiga elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan,
binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50).[8]
Macam Obyek Penelitian
Jika dikaitkan dengan sumbernya,
obyek penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek
sekunder. Menurut pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan
melalui sumber pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh
melalui sumber kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek
primernya adalah hasil wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan
informan atau kelompok diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder adalah
dokumen-dokumen tertulis, buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan
lainnya yang secara keseluruhan berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan
obyek primer tersebut. Sementara itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga
masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan
langsung dengan masalah utama penelitian; (b) sumber secara umum, seperti
buku-buku teks dan referensi lain yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi
memiliki relevensi, baik secara teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan
kedudukannya, obyek penelitian juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek
formal dan obyek material. Obyek formal adalah obyek yang dianalisis, obyek
yang sesungguhnya. Sebaliknya, obyek material adalah benda-benda yang di
dalamnya terdapat obyek formal tersebut terikat.
Persyaratan Permasalahan Dijadikan
Obyek Penelitian
Persyaratan bagi suatu permasalahan
sehingga layak dijadikan obyek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Permasalahannya
baru.
2. Menarik
minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).
3. Mempunyai
relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
4. Mungkin
dikembangkan bagi peneliti berikutnya.
5. Mungkin
dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.
Cara
Menentukan Obyek Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan obyek penelitian (Ratna, 2010: 16), yaitu sebagai berikut:
1. Obyek
penelitian harus sesuai dengan latar belakang kita (peneliti), baik latar
belakang social maupun akademis (khusus untuk penelitian individual).
2. Obyek
harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peneliti sehingga penelitian
menjadi menarik.
3. Jangan
meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain. Alasannya, selain
melanggar etika akademis, kita nantinya juga dianggap tidak memiliki kompetensi
terhadap bidang bersangkutan.
4. Obyek
penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di sekitar kehidupan manusia.
5. Obyek
penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja atau tempat berdomisili
karena sangat sulit untuk mendapatkan obyektivitas.
|
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
Salah satu diantaranya adalah seper
ti yang dikemukakan oleh Narbuko d
an
Achmadi (2007 : 3), yaitu
:
Penelitian adalah suatu kegiatan
obyektif dalam usaha menemukan
dan mengembangkan serta menguji ilmu pengetahuan, berdasarkan atas
prinsip
-
prinsip, teori
-
teori yang disusun secara sistematis melalui proses
yang intensif d
alam pengembangan generalisasi.
Dalam penelitian ini, metode yang a
kan digunakan oleh
penulis adalah
penelitian survei
verifikatif. Menurut Kerlinger (
dalam
Riduwan, 2010 : 49),
penelitian survei adalah sebagai berikut,
P
enelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang d
ipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian
-
kejadian
relatif, distribusi dan hubungan antar
-
variabe
l sosiologis maupun
psikologis.
Menurut
Hasan
(
200
9
: 11)
, “m
etode verifikatif yaitu menguji
kebenaran
sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk
menguji
hipotesis yang menggunakan perhitungan statisti
k.”
Dengan menggunakan metode penelitian survey verifikatif ini, diharapkan
dapat memberikan gambaran yang akurat dan jel
as mengenai pengaruh dari
variabel
-
variabel yang diteliti
3.2
Operasionalisasi Variabel
“V
ariabe
l
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulanny
a” (
Sugiyono
,
2009 : 60). Pe
nulis
memberikan batasan atas variabel yang
diteliti.
Kedua variabel tersebut adalah
penggunaan
media pembelajaran
sebagai variabel
independent
(bebas) yang diberi
simbol X. Sedangkan
motivasi
belajar siswa sebagai variabel
dependent
(terikat)
yang diberi simbol Y.
Pada umumnya, sebuah istilah memiliki banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli. Tidak jarang hal ini menimbulkan
kebingungan dan
perbedaan persepsi.
U
ntuk menghindari hal tersebut
,
maka penyusun
mendefinisikan judul penelitian sebagai berikut :
1.
Defi
nisi
penggunaan
m
edia
pembelajaran (variabel X)
Penggunaan m
edia pembel
ajaran merupakan berbagai macam isi
dan
alat
yang
digunakan
secara
bersama
-
sama untuk
membantu pengajar dalam
menyampaikan materi pembelajaran agar lebih mudah diterima oleh peserta
did
ik.
2.
Definisi motivasi belajar
(variabel Y)
Motivasi merupakan suatu keadaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk
berjuang mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun operasionalisasi variabel dapat dilihat dengan lebih jelas dalam
tabel berikut
A.
Variabel Penelitian
Variabe
l penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,
2012:61).
Pada
penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas atau
variabel independen dan variabel terikat atau dependen.
V
ariabel
bebas atau variabel independen.
Menurut Sugiyono (2011:61)
variabel bebas adalah “Merupakan var
iabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Variable bebas pada penelitian ini yaitu Metode PQRST.
V
ariabel terikat atau dependen
merupakan
variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akiba
t, k
arena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2011:61).
Variabel
terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan membaca.
1.
Definisi Konsep Variabel
Metode PQRST merupakan salah satu metode membaca yang digunakan
untuk memahami bahan bacaan (Abidin, 2012:109), PQRST a
dalah singkatan dari
inti kegiatan
preview, question, read, summarize, test.
Metode ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan mengingat materi
yang
disajikan dalam buku teks (Pettersson, 2002 : 242).
Membaca pemahaman
adalah mem
baca dengan memahami arti bacaan dan
menyerap informasi
-
informasi bacaan misalnya membaca buku pelajaran untuk
mempersiapkan ujian atau membaca wac
ana untuk menjawab pertanyaan
(Azies,1996 :43).
Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud pada
penelitian ini
yaitu pemahaman literal.
Menurut Safi’ie (1994:34) pemahaman
literal adalah pemahaman terhadap apa yang disebutkan oleh penulis
dalam teks
Pengertian metode pengumpulan data menurut ahli adalah
suatu pernyataan (statement) tentang keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo, 2002 : 110).
Ada dua sumber data dan
metode pengumpulan data antara lain :
1. Data Primer
1. Data Primer
Data
primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya.Data dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer dapat
diperoleh melalui :
· Wawancara,
Observasi, Tes
· Kuesioner
(Daftar Pertanyaan)
· Pengukuran
Fisik
· Percobaan
Laboratorium
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk
maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.Data ini dapat
ditemukan dengan cepat.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan.
Data
sekunder adalah yang diperoleh dari sumber kedua dapat berupa dokumentasi
lembaga. Contoh lembaga sumber data sekunder :
· Biro
Pusat Statistik (BPS)
· Rumah
sakit
· Lembaga
atau institusi
Instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa
lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,
camera photo dan lainnya (Sugiyono, 2009 : 137).
Pengumpulan data juga dapat dimaknai
sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif),
atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Dalam proses penelitian,
pengumpulan data sangat penting. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan
kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan (Akhadiah, 1988)
A. Jenis Data
Jenis Data terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka.Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam
teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,
atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk
lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video.
2.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika.
Berdasarkan proses
atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk yaitu sebagai berikut:
·
Data diskrit
·
Data kontinum
Sedangkan, berdasarkan tipe skala pengukuran yang
digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan)
yang memiliki sifat berbeda yaitu:
·
Data nominal
·
Data ordinal
·
Data Interval
·
Data rasio
(Suryana, 2010 : 4).
B. Metode
Pengumpulan Data
1.
Kuisioner
Menurut Haryanto (2013 : 37),
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau
direkam. Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
·
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Teknik
pengumpulan data melalui kuesioner cukup sulit dilakukan jika respondennya
cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah (Sekaran, 2006).
2.
Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pembau, perasa).Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Ada dua cara metode
observasi yaitu :
· Participant
Observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.Misalnya seorang guru dapat
melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
· Non
participant Observation
Berlawanan
dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti
yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.Kelemahan dari metode ini adalah
peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak
sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam
peristiwa tersebut (Sekaran, 2006).
3. Wawancara
Pengambilan data secara lisan
langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh
peneliti.Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah
mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang
dapat membantu kelancaran wawancara.
b.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas,
yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang
ingin digali dari responden.
Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada jumlah responden yang terlalu besar, sedangkan
pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian kualitatif) (Sekaran, 2006).
Pengambilan
data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik
melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden
direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti (Haryanto, 2013:37).
4.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata
dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan
perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan
penelitian (Sukardi, 2003 : 78).
Dokumentasi
merupakan pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari
lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang
lain. (Sekaran, 2006).
C.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa
etika yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
· Memperlakukan
informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan
menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
· Peneliti
tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada
subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian
kepada subjek dengan jelas.
· Informasi
pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal
tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan
spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
· Apapun
sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh
dilanggar
· Tidak
boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak
mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
· Dalam
studi laboratorium subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
· Subjek
tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik
maupun mental.
· Tidak
boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama studi.
(Sekaran, 2006)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, 1988.Pembianaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta : Penerbit Erlangga. h. 25.
Gulo, W. 2002. Metode
Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hurlock, E. B. h.110.
Haryanto, S. 2013. Belajar ilmu
psikologi dan bimbingan konseling : Metode Pengumpulan Data. Bali : PT Kayumas
Agung. h. 37
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 8, h. 137.
Sukardi. 2003. Metodologi
Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. h. 78.
Suryana, C. 2010. Data dan
Jenis Data Penelitian, Sumedang : PT. Grasindo. h. 4.
19.59 Aa Udien 0
Data
Istilah data merupakan istilah majemuk yang
berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan
dengan kenyataan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol atau
bilangan untuk menjadi keluaran atau output yang diinginkan.
Data juga dapat diartikan suatu fakta atau
keterangan yang jika berdiri sendiri belum mempunyai arti atau nilai. Data
dapat dijadikan kajian analisis atau kesimpulan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2006:8) data adalah bentuk yang masih mentah, belum bisa berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.
Pengolahan
Pengolahan adalah suatu proses atau kegiatan untuk menghasilkan keluaran atau output yang diinginkan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2006:9) pengolahan (processing) adalah proses data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan dtangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).
Jadi pengolahan data (data processing) dapat dikatakan sebagai susunan atau kumpulan dari hasil kegiatan pikiran dengan bantuan tenaga atau suatu peralatan, sehingga dapat menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
2.5
Metode Pengolahan Data
Menurut Moekijat (2005:22), pengolahan data adalah kegiatan
pikirandengan bantuan tangan atau suatu peralatan, dan mengikuti serangkaian
langkah, perumusan atau pola tertentu untuk mengubah data, sehingga data
tersebut, bentuk, susunan, sifat, atau isinya menjadi lebih
berguna.Menurut Jogiyanto (2004:2), pengolahan data merupakan manipulasi
daridata kedalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, berupa suatu
informasi.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan data
adalahkegiatan memanipulasi atau mengubah data agar menghasilkan informasi yanglebih
berguna.Menurut Jogiyanto (2004:3), suatu proses pengolahan data terdiri dari
tigatahapan dasar yang disebut dengan siklus pengolahan data data processing cycle)yaituinput, processing,danoutput.Tiga tahapan dasar inikemudiandikembangkandengan ditambah tiga tahap
lagi yaituorigination, storage,dandistribution.a.)
OriginationTahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang
biasanyamerupakan prosespencatatan (recording ) data dokumen dasarb.) Input Tahap ini merupakan proses pemasukan datakedalam proses komputer
lewat ala Input (input device).c.)
Processing
Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah
dimasukkanyang dilakukan oleh alat pemroses( processing device).
d.)Output
Tahap ini merupakan proses menghasilkanoutput dari hasil pengolahan datake alatoutput (out device).
e.) Distribution
Tahap ini merupakan proses dari di distribusioutput kepada pihak yang berhak dan membutuhkan informasi.
f.)Storage
Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan kesimpulan
luar (storage).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
(result)
Sampaikan proses penelitian yang
dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan metode yang sudah
direncanakan menggunakan obyek yang sudah ditetapkan. Penejelasan
parameter-parameter yang dipakai menggunakan data dari obyek penelitian. Pada
bagian akhir jelaskan hasil penelitian yang didukung dengan gambar, tabel
maupun grafik agar pembaca mengerti hasil penelitian yang sudah dilakukan dan
pembaca dapat tertarik dengan yang dipaparkan oleh peneliti.
Pembahasan
(Discussion)
Pada
bagian pembahasan ini jelaskan interpretasi dari hasil penilitian yang sudah
dilakukan. Pada bagian ini dijelaskan penekanan dari hasil misalnya saat
terjadi penurunan nilai yang ditunjukkan oleh grafik memiliki arti tertentu,
dan jelaskan penekanan-penekanan tersebut yang didukung oleh grafik, gambar
maupun tabel.
Bagian
ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan
pembahasan adalah:
- menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai,
- menafsirkan temuan-temuan,
- mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan,
- menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.
Dalam
menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Temuan diintegrasikan ke dalam
kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu
dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori yang ada, atau dengan
kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.
Jika
penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa
dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari
teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
Untuk
penelitian kualitatif, pembahasan memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara
kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian
terhadap temuan dan teori sebelumnya.
C.
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah :
a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus
9. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian pustaka
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah :
a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus
9. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
(conclusion)
Kesimpulan
menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan
pembahasan. Berdasarkan uraian pada bagian kedua bagian itu, dikembangkan
pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan
disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerikal. Saran mengacu
kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoritis, dan penelitian
lanjutan.
Pada bagian ini menjelaskan
kesesuaian dengan tujuan penelitian. Misalnya penelitian ini berhasil …..
dengan ketelitian ………… dan kecepatan …..
Kesimpulan
dan Saran
Bab kesimpulan dan saran merupakan
bab terakhir karya tuLis ilmiah. Dalam bab ini ada dua subbab yaitu kesimpulan
dan saran. Ada pula yang menuliskan bab terakhir ini dengan istilah bab
penutup, namun isinya sama yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan pada bab Pendahuluan.
Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelesaian dan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
Kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan pada bab Pendahuluan.
Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelesaian dan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
- Pembelajaran dengan menggunakan Media Monopoli dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Purbalingga. Pada pembelajaran CALEK telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Monopoli yang dibuat oleh siswa hasil belajar dan aktifitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran COLAK. Pada pembelajaran COLAK nilai post test sebesar 72,14 sedangkan pada pembelajaran CALEK sebesar 93,71.
- Pembelajaran dengan menggunakan Media Monopoli dapat meningkatkan Aktifitas siswa di SMA Negeri 1 Purbalingga. Aktivitas belajar Biologi mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran COLAK. Aktifitas berdasarkan Kualifikasi pada pembelajaran COLAK yang mempunyai nilai kurang sebesar 42,86%, nilai cukup 48,57%, nilai baik 8,57%, dan sangat baik 0%. Sedangkan pada pembelajaran CALEK yang mempunyai nilai kurang 0%, nilai cukup 8,57%, nilai baik 42,86%, sangat baik 48,57%.
Saran
Saran diberikan kepada pihak-pihak terkait untuk menerapkan atau menindaklanjuti hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan adanya perubahan dan kemajuan di bidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil penelitian, harapan adanya penyelesaian atau jalan keluar dari suatu permasalahan yang penting dalam kehidupan orang banyak.
Contoh saran :
- Mengingat pembelajaran dengan “Media Monopoli” dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa, seperti dalam pembahasan pada penelitian ini maka disarankan pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Purbalingga.
- Pada kesempatan ini peneliti menerapkan pembelajaran dengan “Media Monopoli” pada materi Sistem RANGKA dan Peredaran Darah, dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan bagi peneliti yang lain dapat menggunakan pembelajaran yang sama tentang “Media Monopoli” pada materi pelajaran yang sama di sekolah yang berbeda untuk memperkuat hasil penelitian ini dan sebagai pembanding.
- Media Monopoli menuntut guru untuk kreatif. Bagi guru yang akan melakukan penelitian ini disarankan agar berkolaborasi dengan guru TIK, hal ini untuk memudahkan dalam pembuatan papan Monopoli..
- Pada “Media Monopoli” pembelajarannya terpusat pada siswa untuk itu perlu banyak pendamping bagi siswa, berhubungan dengan hal tersebut dalam penerapan pembelajaran ini disarankan guru membuat team teaching.
Sukardi,
(2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
. Pengertia
n Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997:213), daftar pustaka/ bibliografi ialah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap. Dan, menurut Ninik M. kuntaro (2007:195), daftar pustaka ialah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah. Kita memerlukan pendapat-pendapat para ahli atau tulisan-tulisan dari beberapa artikel atau buku untuk dijadikan sebagai referensi dari makalah/tulisan/skripsi yang ingin kita buat. Referensi ini kemudian harus dibuat dalam suatu halaman akhir yang disebut daftar pustaka.
Melalui daftar pustaka, para pembaca dapat mengatahui sumber dari makalah/tulisan yang kita buat. Mereka juga dapat mengukur kedalaman bahasan masalah, serta dapat memperluas pengetahuannya dengan berbagai referensi tersebut.
B. Fungsi Daftar Pustaka
Seperti yang tertera diatas, bibliografi dapat menambah pengetahuan para pembaca. Karena, dalam daftar pustaka terdapat kelengkapan tentang sumber yang diambil dalam penulisan suatu tulisan tersebut. Bibliografi dapat memberikan deskripsi yang penting mengenai buku, majalah, serta surat kabar tsb. secara keseluruhan.
Bibliografi dapat menjadi pelengkap dari catatan kaki, karena pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang referensi tersebut dalam daftar pustaka.
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Akhadiah, 1988.Pembianaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta : Penerbit Erlangga. h. 25.
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hurlock, E. B. h.110.
Haryanto, S. 2013. Belajar ilmu psikologi dan bimbingan konseling : Metode Pengumpulan Data. Bali : PT Kayumas Agung. h. 37
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 8, h. 137.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. h. 78.
Suryana, C. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian, Sumedang : PT. Grasindo. h. 4.
n Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997:213), daftar pustaka/ bibliografi ialah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap. Dan, menurut Ninik M. kuntaro (2007:195), daftar pustaka ialah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah. Kita memerlukan pendapat-pendapat para ahli atau tulisan-tulisan dari beberapa artikel atau buku untuk dijadikan sebagai referensi dari makalah/tulisan/skripsi yang ingin kita buat. Referensi ini kemudian harus dibuat dalam suatu halaman akhir yang disebut daftar pustaka.
Melalui daftar pustaka, para pembaca dapat mengatahui sumber dari makalah/tulisan yang kita buat. Mereka juga dapat mengukur kedalaman bahasan masalah, serta dapat memperluas pengetahuannya dengan berbagai referensi tersebut.
B. Fungsi Daftar Pustaka
Seperti yang tertera diatas, bibliografi dapat menambah pengetahuan para pembaca. Karena, dalam daftar pustaka terdapat kelengkapan tentang sumber yang diambil dalam penulisan suatu tulisan tersebut. Bibliografi dapat memberikan deskripsi yang penting mengenai buku, majalah, serta surat kabar tsb. secara keseluruhan.
Bibliografi dapat menjadi pelengkap dari catatan kaki, karena pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang referensi tersebut dalam daftar pustaka.
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Akhadiah, 1988.Pembianaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta : Penerbit Erlangga. h. 25.
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hurlock, E. B. h.110.
Haryanto, S. 2013. Belajar ilmu psikologi dan bimbingan konseling : Metode Pengumpulan Data. Bali : PT Kayumas Agung. h. 37
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 8, h. 137.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. h. 78.
Suryana, C. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian, Sumedang : PT. Grasindo. h. 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar