BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengertian Latar Belakang Masalah adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa
peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini,
peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan
tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai alasan mengapa memilih
judul tersebut, maka seorang peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada
pelaksanaannya.
Latar belakang Masalah dapat juga
mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan
keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan
pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian
itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti. Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman
jumlah latar belakang masalah ?. Jawabannya yaitu proporsional, tergantung
jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau laporan penelitian. Perlu
digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada
proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih
banyak dari bab-bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.
Jadi sebelum menentukan judul
penelitian, maka seorang peneliti diwajibkan untuk menemukan suatu masalah.
Masalah tersebut kemudian dijadikannya sebagai latar belakang diangkatnya
sebuah judul yang nantinya akan diteliti oleh peneliti. sekian dari informasi
ahli mengenai pengertian latar belakang masalah, semoga tulisan informasi ahli
mengenai pengertian latar belakang masalah dapat bermanfaat (Usman, Husaini dan Purnomo, 2008).
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah adalah kata yang sering kita
dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah
baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah
adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan
dengan baik.
Berikut merupakan pengertian masalah
menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia:
- Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
- Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
- Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan.
- Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
- Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak diinginkan.
Dalam
identifikasi masalah, dipaparkan seluruh masalah yang ditemukan dalam
latar belakang masalah. Oleh karena itu harus dihindari memunculkan
masalah yang tidak memiliki landasan/pijakan dari latar belakang
masalah. Bagian identifikasi masalah ini memiliki fungsi untuk
menunjukkan bahwa banyak masalah yang dapat diangkat menjadi masalah
penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah
sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan
mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam
penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan (Lincoln dan Cuba (Moleong, 1996:62)
Perumusan
masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan
yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang
lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara
singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan
masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian (Singarimbun,
Masri , Effendi, Sofian,1989).
Setelah
rumusan masalah kemudian dilanjutkan memaparkan tujuan penelitian. Tujuan
penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian
dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan (Moleong,
Lexy J.1996).
Rumusan masalah sangat tergantung pada tujuan penelitian. Pada penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan masalah, maka pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what, who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian. Sedangkan pada penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang apakah perubahan suatu variaberl mempengaruhi perubahan variable lain. Maka pertanyaan biasanya berkaitan untuk memperoleh informasi terutama mengenai pengaruh. Misalnya : Bagaimanakah pengaruh pembelajaran aktif dan penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran PKn terhadap pembentukkan karakter demokratis pada peserta didik di SMP Negeri 2 Mlati Sleman Yogyakarta (Suyanto, Bagong, dkk., editor, 1995).
Rumusan masalah sangat tergantung pada tujuan penelitian. Pada penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan masalah, maka pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what, who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian. Sedangkan pada penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang apakah perubahan suatu variaberl mempengaruhi perubahan variable lain. Maka pertanyaan biasanya berkaitan untuk memperoleh informasi terutama mengenai pengaruh. Misalnya : Bagaimanakah pengaruh pembelajaran aktif dan penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran PKn terhadap pembentukkan karakter demokratis pada peserta didik di SMP Negeri 2 Mlati Sleman Yogyakarta (Suyanto, Bagong, dkk., editor, 1995).
3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil,
sesuatu yang diperolah setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan
dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan
keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian
yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan
identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan
proses penelitian (Iskandar.Dr.,M.Pd,2010).
Tujuan penelitian berfungsi :
a. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
b. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
c. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
d. Untuk memperlihatkan efek tertentu
Berikut Penjelasan Tujuan Penelitian Menurut Para Pakar adalah :
Tujuan
penelitian menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai, sesuai dengan pokok
permasalahan. Tujuan penelitian biasanya diawali dengan kata-kata
seperti : untuk mengetahui, menghitung, menganalisis, membedakan, dan
lain-lain (W. Gede Merta, 2004, 11).
Tujuan penelitian berkaitan
dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil
kajian pustaka. Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara
lain: (1) mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang
mempengaruhi…. (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ….;
mendeskripsikan perkembangan …..; mendeskripsikan kategori ….(3) menguji
hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara ….
dengan …. (4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan
lokasi ibukota … dengan kriteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu
tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk masing-masing
pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung
pengetahuan yang ada saat ini (“state of the art”)—hasil kajian
pustaka—bagi masing-masing pertanyaan penelitian (Prof. Dr. Achmad
Djunaedi, 2002, 15-16).
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang dituliskan, misalnya jika rumusan masalahnya
“apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai”, maka
tujuannya adalah “ingin mengetahui apakah ada hubungan antara latihan
dan produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar”. Rumusan
masalah dan tujuan penelitian ini jawabnya terletak pada kesimpulan
penelitian (Prof. Dr. Sugiyono, 1999, 305).
4. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam
penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara
tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis.
Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan
(secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang
ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan
sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian
merupakan follow up pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan(Arikuntu, S., 2002)
Sebagai
Contoh : Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
a)
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau
status kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat
b)
Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarka kemampuan sumber
daya, dan kemungkunan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan
kesehatan yang direncanakan
c)
Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah kesehatan, atau kegagalan yang terjadi didalam sistem pelayanan
kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan
masalah-masalah tersebut
d)
Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk meyusun kebijaksanaan
dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan
e)
Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan,
peralatan, dan ketenaga kerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas
guna mendukung sistem kesehatan (Iskandar.Dr.,M.Pd,2010).
BAB II LANDASAN TEORI /KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian pustaka adalah bahasan atau
bahan – bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam
penelitian. Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian
yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literatur.
Sebuah kajian pustaka merupakan
sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang relevan dengan bidang atau
topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku – buku ilmiah dan artikel
jurnal. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan
oleh peneliti atau penulis, teori – teori dan hipotesis yang mendukung,
permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan metodologi
yang sesuai.
Kajian
Pustaka Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi
pustaka karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian
kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi
literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung
penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat
kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan
diperoleh.
Kajian
pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki tiga
pengertian yang berbeda. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang
mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun
sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori
atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek
penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan
kerangka teori.Kajian
pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek
penelitian yang sedang dikaji.
Menurut
Pohan dalam Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka)
bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode,
atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk
buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain
yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan
terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat.
Dasar
pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian
menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 81) didasari oleh kenyataan bahwa setiap
objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih
dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda.
Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang
digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
Menurut Cooper (1988) dalam (Punaji Setyosari, 2012) mendefinisikan kajian pustaka sebagai berikut:
“a literature review uses as its database reports of primary or original scholarship, and doesn’t report new primary scholarship itself. The primary reports used in the literature maybe verbal, but in majority of cases reports are written documents. The types of scholarship maybe empirical, theoretical, critical/analytic, or methodological in nature. Second a literature review seeks to describe, summarize, evaluate, clarify and/ or integrate the content of primary report.”
Kemudian menurut Conny R. Semiawan (2010), menyatakan bahwa tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.
Definisi landasan teori dalam
metodologi penelitian kualitatif berbeda dengan landasan teori dalam metodologi
penelitian kuantitaf. Karenanya, definisi mengenai landasan teori dari kedua
jenis metodologi penelitian ini perlu dipaparkan secara terpisah. Perbedaan ini
terjadi karena metode yang digunakan dalam kedua metodologi penelitian ini
berbeda satu sama lainnya. Selain itu, perbedaan ini pula disebabkan oleh
berbedanya jenis kedua landasan teoritis keduanya.
Berikut pendapat para pakar atau
ahli mengenai definisi teori dalam penelitian:
Menurut Wiliam Wiersma (1986) dalam
(Sugiono, 2010), menyatakan bahwa: A theory is
a generalization or series of generalization by which we attemp to explain some
phenomena in a systematic manner. Teori adalah generalisasi atau kumpulan
generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara
sistematik.”
Selanjutnya menurut Cooper and
Schindler (2003) masih dalam (Sugiono, 2010), mengemukakan bahwa: A theory
is a set of systematically interrelated concept, definition, and proposition
that are advanced to explain and predict phenomena (fact). Teori adalah
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis
sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.”
Sedangkan menurut Sugiono (2010), menjelaskan bahwa teori
adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Lebih lanjut Sugiono (2010), menjelaskan tentang apa itu
deskripsi teori. Ia menjelaskan bahwa deskripsi teori dalam suatu penelitian
adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.
Tujuan Kajian Pustaka
Sebuah kajian pustaka memberikan
informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang
memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang
pembelajaran, evaluasi, teknologi, ilmu pengetahuan alam atau sains, dll (
Sugiyono, 2010).
Sugiyono, 2010).
Penulisan kajian pustaka dalam sebuah penelitian memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kepada pembaca kemudahan
memperoleh sebuah topik tertentu dengan cara menyeleksi artikel – artikel atau
bahan kajian yang berkualitas, yang relevan, bermakna penting, sahih, dan
merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.
2. Memberikan awalan yang sangat bagus
bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam suatu bidang tertentu dengan
cara menuntut peneliti untuk merangkum, menilai, dan membandingkan penelitian
dalam bidang tertentu.
3. Memastikan bahwa peneliti tidak
melakukan duplikasi hasil kerja yang telah dilakukan.
4. Memberikan petunjuk ke mana
penelitian yang akan datang diarahkan atau direkomendasikan.
5. Memberikan garis besar temuan kunci.
6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian,
kesenjangan dan hal yang mengandung pertentangan dalam kajian pustaka.
7. Memberikan nalisis konstruktif
tentang metodologi dan pendekatan dari para peneliti lain.
2.2. Kerangka Pemikiran
Sugiyono (2010)) mencoba menjelaskan
tentang kerangka berpikir dengan mengutip dari Uma Sekaran (1992) dengan
menuliskan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah didentifikasi sebagai
masalah yang penting. Sehingga dari situ saja kita sudah dapat
mengidentifikasikan mana variable bebas (X) dan mana variable terikatnya (Y),
atau bahkan ada juga variable moderat dan intervening yang perlu turut member
peran dalam penelitian yang akan dilakukan.
Seorang peneliti harus menguasai
teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan
(Surasumantri, 1986). Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan
antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Manfaat Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir sangat berguna
dalam perumusan hipotesis, terutama yang menggunakan metode deduktif. Pada
metode deduktif teori tak hanya sebagai alat penting untuk menyusun hipotesis,
tapi juga paradigm penelitiannya. Nantinya, hasil penelitian akan menjawab
apakah teori; diterima, atau diragukan atau mungkin dibantah. Adapun dalam
penelitian kualitatif, yaitu penelitian dengan metode induksi, bertolak dari
data, memanfatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan
suatu “teori”.
Kerangka berpikir ini nantinya akan
dikonfirmasikan kembali menjadi hipotesis. Malah tak jarang penelitian maupun
ulasan tentang laporan penelitian itu sendiri tidak memaparkan kerangka
berpikir secara khusus karena sudah termaktub dalam hipotetis. Lagipula pada
dasarnya landasan teori dikumpulkan tujuannya untuk penyusunan hipotesis (Sugiyono, 2010).
2.3 Hipotesis
Dalam suatu penelitian, peneliti
biasanya menyatakan suatu harapan yang ingin diperoleh melalui penelitiannya.
Harapan yang menyatakan ramalan atau prediksi hasil yang diperoleh melalui
penelitian itulah yang dikatakan sebagai hipotesis . Secara umum, pengertian hipotesis
penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih perlu di uji secara empiris. Secara teknis, hipotesis dapat
didefenisikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan
dilandasi oleh generalisasi dan biasanya menyangkut hubungan di antara variabel
– variabel penelitian (Setyosari,
punaji, 2010).
Kegunaan Hipotesis
Hipotesis penelitian dirumuskan karena dua alasan, yaitu (Setyosari,
punaji, 2010 ):
1. Hipotesis yang mempunyai landasan
kuat menunjukkan bahwa peneliti telah memiliki cukup pengetahuan dalam
melakukan penelitian dalam bidangnya.
2. Hipotesis itu memberikan arah pada
pengumpulan dan penafsiran data, hipotesis ini dapat menunjukkan kepada
peneliti tentang prosedur dan jenis data apa yang harus dikumpulkan.
Hipotesis yang dirumuskan itu memiliki kegunaan sebagai
berikut:
1. Hipotesis memberikan penjelasan
sementara tentang gejala – gejala dan memudahkan perluasan pengetahuan dalam
suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu
pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah bagi
penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk
melaporkan kesimpulan dan hasil penelitian
Karakteristik Hipotesis
Sesudah hipotesis dirumuskan,
sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut peneliti perlu sekali menilai
hipotesis yang dirumuskan itu. Suatu hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi
kriteria tertentu, sehingga peneliti dapat menguji secara empiris. Berkenaan
dengan kriteria, Kerlinger (1986) mengemukakan bahwa hipotesis yang baik
memiliki dua kriteria, yaitu:
1. Hipotesis adalah pernyataan tentang
hubungan atau relasi antara variabel – veriabel.
2. Hipotesis mengandung implikasi –
implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan – hubungan yang dinyatakan.
Hipotesis yang kita rumuskan memiliki ciri – ciri khusus
atau karakteristik sebagai berikut:
1. Menyatakan hubungan anatara dua atau
lebih variabel – variabel.
2. Dinyatakan dalam bentuk ungkapan
kalimat pernyataan (deklaratif) yang dapat diuji.
3. Konsistensi
4. Dirumuskan dengan kalimat sederhana.
Macam – Macam Hipotesis
1. Hipotesis Induktif dan Deduktif
Ada beberapa atau tinjauan yang
dapat dipakai untuk mengklasifikasikan atau mengkategorikan hipotesis.
Hipotesis ditinjau dari asal usulnnya dibedakan menjadi dua (Tuckman, 1988)
yaitu Induktif dan Deduktif.
Dalam hipotesis induktif, suatu
hubungan ditentukan diantara variabel – veriabel tertentu dan selanjutnya
sebuah penjelasan sementara diberikan. Hipotesis induktif ini memiliki
keterbatasan ilmiah karena hasil – hasil yang diperoleh tidak dapat
digeneralisasikan kedalam populasi yang lebih besar.
Sedangkan hipotesis deduktif banyak
memberikan sumbangan ilmiah terhadap penelitian pendidikan kerena hipotesis
tersebut memberikan bukti – bukti untuk dapat diterima atau ditolak, atau
bahkan memodifikasi teori yang dijadikan pijakan.
2. Hipotesis Deklaratif dan Nol
Suatu hipotesis dikatakan sebagai
hipotesis deklaratif karena hipotesis tersebut diungkapkan dalam bentuk kalimat
pernyataan atau deklarasi.
Hipotesis nol, sebaliknya menyatakan
tidak adanya hubungan atau perbedaan di antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis ( Gall, Gall & Borg, 2003), ini biasanya tidak mencerminkan hal
yang diharapkan terjadi oleh peneliti. Hipotesis nol ini diperoleh berdasarkan
hasil uji statistik.
3. Hipotesis Direksional dan
Nondireksional
Hipotesis direksional, sesuai dengan
namanya menyatakan arah atau kecenderungan suatu hubungan tau perbedaan dua
variabel. Hipotesis nondireksional menyatakan adanya hubungan atau perbedaan
antara dua variabel (Ary
donald, dkk, 1982 ).
4. Hipotesis Alternatif atau kerja atau Hipotesis Nol
Hipotesis alternatif atau kerja
dinyatakan dengan ungkapan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan dua
variabel. Sebaliknya, hipotesis nol menyatakan adanya pernyataan yang bersifat
menyangkal ( negation ) dari apa yang diharapkan terjadi (Ary
donald, dkk, 1982 ).
Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang
secara eksplisit rumusan itu juga menyatakan arah kecenderungan atau perbedaan
khusus yang diharapkan terjadi. Kedua hipotesis itu, yaitu :
1. Hipotesis alternatif atau kerja
Hipotesis kerja ini dirumuskan dengna harapan hipotesis ini
menyatakan hubungan atau perbedaaan yang terjadi diantara dua kelompok.
2. Hipotesis nol atau hipotesis
statistik
Hipotesis nol atau hipotesis statistik dirumuskan dengan
maksud untuk menyangkal terhadap apa yang diharapkan atau diramalkan terjadi
oleh peneliti.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian yang dikemukakan
oleh Husein Umar(2007:303),menyatakan bahwa objek penelitianadalah sebagai
berikut :“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi
objekpenelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”. Sedangkan
Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo(2007:56),menyatakan bahwa objek penelitianadalah sebagai berikut:“Objek
penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skoratau ukuran
yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda ataumerupakan konsep yang
diberi lebih dari satu nilai”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakansasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu.Pada penelitianiniyang menjadi objek penelitian adalah Analisis Pengaruh Komitmen Profesionalisme Terhadap Ketaatan Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan Publik dan yang menjadi subjek penelitian adalah para staf akuntan publik pada Lima kantor akuntan publik diwilayah Bandung.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakansasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu.Pada penelitianiniyang menjadi objek penelitian adalah Analisis Pengaruh Komitmen Profesionalisme Terhadap Ketaatan Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan Publik dan yang menjadi subjek penelitian adalah para staf akuntan publik pada Lima kantor akuntan publik diwilayah Bandung.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau
cara mencari, memperoleh,mengumpulkanatau mencatat data, baik yang berupa data
primer maupundata sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya
ilmiahdan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokokpermasalahan
sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.Pengertian
metode penelitian menurut Sugiyono(2008:4), menyatakan bahwa metode penelitian adalah sebagai berikut :
“Metode Penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah”.Sedangkan penelitian ini penulismenggunakan metode penelitian analisis
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yang
dikemukakan oleh Husein Umar (2007:87), menyatakan sebagai berikut:“Penelitian
deskriftif meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai
status terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian
deskriftif meliputi penilaian terhadap individu, organisasi atau keadaan
tertentu”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang
lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu
secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada
tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah,dianalisis, dan diproses lebih
lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut
dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisisdengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dandianalisis untuk diambilkesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian iniakan diketahui hubunganyang
signifikan antara variabelyang diteliti, sehinggamenghasilkan kesimpulan yangakan
memperjelas gambaran mengenai objek yangditeliti.
Penelitian adalah suatu proses
mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan mengguanakan
metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.Untuk menerapkan metode ilmiah
dalam praktik penelitian maka diperlukan suatudesain penelitian, yang sesuai
dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya apenelitian yang akan
dikerjakan.Penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan metode
eksperimental,maka perlu sekali diketahui desain-desain yang sering digunakan
dalam penelitiantersebut, desain penelitian yang sering digunakan adalah desain
percobaan, desainpercobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam
merencanakan dan melaksanakan penelitian, Menurut
Jonathan Sarwono (2006:79) pengertian desain penelitian memiliki pengertian
sebagai berikut: “Desain
penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan
definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penyelidikan terhadap pengumpulan data sehingga dapat
menjawab pertanyaan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan
perancangan dan perencanaan. Maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut Jonathan Sarwono (2006:79) :
1.
Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan
diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis
mengambil judul penerapan sanksi administrasi pajak penghasilan wajib pajak
badan.
2.
Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
a.
Penerapan Sanksi Administrasi disebabkan karena adanya wajib pajak yang
melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan.
b.
Adanya pelaporan Surat Pemberitahuan tidak tepat waktu.
c.
Masih banyak masyarakat yang belum mengerti pajak, sehingga menghindari pajak.
3.
Memberi definisi terhadap pengukuran variable. Penelitian ini hanya terdapat
satu variabel yaitu variabel independen.
Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
Pengertian metode pengumpulan data menurut ahli adalah
suatu pernyataan (statement) tentang keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo, 2002 : 110).
Ada dua sumber data dan
metode pengumpulan data antara lain :
1. Data Primer
1. Data Primer
Data
primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya.Data dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer dapat
diperoleh melalui :
· Wawancara,
Observasi, Tes
· Kuesioner
(Daftar Pertanyaan)
· Pengukuran
Fisik
· Percobaan
Laboratorium
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk
maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.Data ini dapat
ditemukan dengan cepat.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan.
Data
sekunder adalah yang diperoleh dari sumber kedua dapat berupa dokumentasi
lembaga. Contoh lembaga sumber data sekunder :
· Biro
Pusat Statistik (BPS)
· Rumah
sakit
· Lembaga
atau institusi
Instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa
lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,
camera photo dan lainnya (Sugiyono, 2009 : 137).
Pengumpulan data juga dapat dimaknai
sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif),
atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Dalam proses penelitian,
pengumpulan data sangat penting. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan
kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan (Akhadiah, 1988)
Jenis Data
Jenis Data terbagi menjadi dua, yaitu (Suryana, 2010 : 4):
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka.Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam
teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,
atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk
lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video.
2.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika.
Berdasarkan proses
atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk yaitu sebagai berikut:
·
Data diskrit
·
Data kontinum
Sedangkan, berdasarkan tipe skala pengukuran yang
digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan)
yang memiliki sifat berbeda yaitu:
·
Data nominal
·
Data ordinal
·
Data Interval
·
Data rasio
Metode
Pengumpulan Data
1.
Kuisioner
Menurut Haryanto (2013 : 37),
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau
direkam. Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
·
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Teknik
pengumpulan data melalui kuesioner cukup sulit dilakukan jika respondennya
cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah (Sekaran, 2006).
2.
Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pembau, perasa).Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Ada dua cara metode
observasi yaitu :
· Participant
Observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.Misalnya seorang guru dapat
melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
· Non
participant Observation
Berlawanan
dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti
yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.Kelemahan dari metode ini adalah
peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak
sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam
peristiwa tersebut (Sekaran, 2006).
3. Wawancara
Pengambilan data secara lisan
langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh
peneliti.Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah
mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang
dapat membantu kelancaran wawancara.
b.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas,
yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang
ingin digali dari responden.
Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada jumlah responden yang terlalu besar, sedangkan
pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian kualitatif) (Sekaran, 2006).
Pengambilan
data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik
melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden
direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti (Haryanto, 2013:37).
4.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata
dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan
perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan
penelitian (Sukardi, 2003 : 78).
Dokumentasi
merupakan pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari
lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang
lain. (Sekaran, 2006).
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa
etika yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
· Memperlakukan
informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan
menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
· Peneliti
tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada
subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian
kepada subjek dengan jelas.
· Informasi
pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal
tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan
spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
· Apapun
sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh
dilanggar
· Tidak
boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak
mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
· Dalam
studi laboratorium subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
· Subjek
tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik
maupun mental.
· Tidak
boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama studi.
Teknik Pengolahan Data
Data
Istilah data merupakan istilah majemuk yang
berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan
dengan kenyataan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol atau
bilangan untuk menjadi keluaran atau output yang diinginkan (Jogiyanto Hartono, (2006:8)
Data juga dapat diartikan suatu fakta atau
keterangan yang jika berdiri sendiri belum mempunyai arti atau nilai. Data
dapat dijadikan kajian analisis atau kesimpulan.. Menurut Jogiyanto Hartono (2006:8) data adalah bentuk yang masih mentah, belum
bisa berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah
melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.
Pengolahan
Pengolahan adalah suatu proses atau kegiatan untuk menghasilkan keluaran atau output yang diinginkan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2006:9) pengolahan (processing) adalah proses data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan dtangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).
Jadi pengolahan data (data processing) dapat dikatakan sebagai susunan atau kumpulan dari hasil kegiatan pikiran dengan bantuan tenaga atau suatu peralatan, sehingga dapat menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
(result)
Sampaikan proses penelitian yang
dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan metode yang sudah
direncanakan menggunakan obyek yang sudah ditetapkan. Penejelasan
parameter-parameter yang dipakai menggunakan data dari obyek penelitian. Pada
bagian akhir jelaskan hasil penelitian yang didukung dengan gambar, tabel
maupun grafik agar pembaca mengerti hasil penelitian yang sudah dilakukan dan
pembaca dapat tertarik dengan yang dipaparkan oleh peneliti (Sukardi, 2006).
Pembahasan
(Discussion)
Pada
bagian pembahasan ini jelaskan interpretasi dari hasil penilitian yang sudah
dilakukan. Pada bagian ini dijelaskan penekanan dari hasil misalnya saat
terjadi penurunan nilai yang ditunjukkan oleh grafik memiliki arti tertentu,
dan jelaskan penekanan-penekanan tersebut yang didukung oleh grafik, gambar
maupun tabel.
Bagian
ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan
pembahasan adalah (Fatchan, Achmad, 2006):
- menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai,
- menafsirkan temuan-temuan,
- mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan,
- menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.
Dalam
menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Temuan diintegrasikan ke dalam
kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu
dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori yang ada, atau dengan
kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.
Jika
penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa
dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari
teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
Untuk
penelitian kualitatif, pembahasan memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara
kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian
terhadap temuan dan teori sebelumnya (Fatchan, Achmad, 2006)
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sukarnyana, 2000):
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah :
a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus
9. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian pustaka
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sukarnyana, 2000):
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah :
a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus
9. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian pustaka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
(conclusion)
Kesimpulan
menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan
pembahasan. Berdasarkan uraian pada bagian kedua bagian itu, dikembangkan
pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan
disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerikal. Saran mengacu
kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoritis, dan penelitian
lanjutan.
Pada bagian ini menjelaskan
kesesuaian dengan tujuan penelitian. Misalnya penelitian ini berhasil dengan ketelitian dan kecepatan (Sukardi, 2006).
Kesimpulan
dan Saran
Bab kesimpulan dan saran merupakan
bab terakhir karya tuLis ilmiah. Dalam bab ini ada dua subbab yaitu kesimpulan
dan saran. Ada pula yang menuliskan bab terakhir ini dengan istilah bab
penutup, namun isinya sama yaitu kesimpulan dan saran (Supardi, 2005).
Kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan pada bab Pendahuluan (Supardi, 2005). Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelesaian dan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
Kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan pada bab Pendahuluan (Supardi, 2005). Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelesaian dan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
- Pembelajaran dengan menggunakan Media Monopoli dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Purbalingga. Pada pembelajaran CALEK telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Monopoli yang dibuat oleh siswa hasil belajar dan aktifitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran COLAK. Pada pembelajaran COLAK nilai post test sebesar 72,14 sedangkan pada pembelajaran CALEK sebesar 93,71.
- Pembelajaran dengan menggunakan Media Monopoli dapat meningkatkan Aktifitas siswa di SMA Negeri 1 Purbalingga. Aktivitas belajar Biologi mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran COLAK. Aktifitas berdasarkan Kualifikasi pada pembelajaran COLAK yang mempunyai nilai kurang sebesar 42,86%, nilai cukup 48,57%, nilai baik 8,57%, dan sangat baik 0%. Sedangkan pada pembelajaran CALEK yang mempunyai nilai kurang 0%, nilai cukup 8,57%, nilai baik 42,86%, sangat baik 48,57%.
Saran Saran diberikan kepada pihak-pihak terkait untuk menerapkan atau menindaklanjuti hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan adanya perubahan dan kemajuan di bidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil penelitian, harapan adanya penyelesaian atau jalan keluar dari suatu permasalahan yang penting dalam kehidupan orang banyak (Supardi, 2005).
Contoh saran :
- Mengingat pembelajaran dengan “Media Monopoli” dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa, seperti dalam pembahasan pada penelitian ini maka disarankan pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Purbalingga.
- Pada kesempatan ini peneliti menerapkan pembelajaran dengan “Media Monopoli” pada materi Sistem RANGKA dan Peredaran Darah, dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan bagi peneliti yang lain dapat menggunakan pembelajaran yang sama tentang “Media Monopoli” pada materi pelajaran yang sama di sekolah yang berbeda untuk memperkuat hasil penelitian ini dan sebagai pembanding.
- Media Monopoli menuntut guru untuk kreatif. Bagi guru yang akan melakukan penelitian ini disarankan agar berkolaborasi dengan guru TIK, hal ini untuk memudahkan dalam pembuatan papan Monopoli..
- Pada “Media Monopoli” pembelajarannya terpusat pada siswa untuk itu perlu banyak pendamping bagi siswa, berhubungan dengan hal tersebut dalam penerapan pembelajaran ini disarankan guru membuat team teaching.
Sukardi,
(2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka/ bibliografi ialah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap (Akhadiah, 1988).Daftar pustaka ialah salah satu teknik
notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber
referensi saat menulis karangan ilmiah. Kita memerlukan
pendapat-pendapat para ahli atau tulisan-tulisan dari beberapa artikel
atau buku untuk dijadikan sebagai referensi dari makalah/tulisan/skripsi
yang ingin kita buat. Referensi ini kemudian harus dibuat dalam suatu
halaman akhir yang disebut daftar pustaka. Melalui daftar pustaka,
para pembaca dapat mengatahui sumber dari makalah/tulisan yang kita
buat. Mereka juga dapat mengukur kedalaman bahasan masalah, serta dapat
memperluas pengetahuannya dengan berbagai referensi tersebut (Umar, Husein, 2008).
Fungsi Daftar Pustaka
Seperti yang tertera diatas, bibliografi dapat menambah pengetahuan para pembaca. Karena, dalam daftar pustaka terdapat kelengkapan tentang sumber yang diambil dalam penulisan suatu tulisan tersebut. Bibliografi dapat memberikan deskripsi yang penting mengenai buku, majalah, serta surat kabar tsb. secara keseluruhan. Bibliografi dapat menjadi pelengkap dari catatan kaki, karena pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang referensi tersebut dalam daftar pustaka (Akhadiah, 1988).
Arikuntu, S., 2002. Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan praktek (Edisi Revisi ke-5). Jakarta : Rineka Cipta.
Iskandar.Dr.,M.Pd,(2010),”Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Gaung Persada Press,
Jakarta.
Kaufam, Roger.1988. Planning Educational Systems.
New Holland Avenue: Technomic Publishing Company, Inc.
Moh., Nazir, 2005. Metode Penelitian, Cetakan
Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
Bandung: IKAPI
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI
Stoner, James A.F. (2006).Management.Englewood
Cliffs, N.J. : Prentice Hall,Inc
Suyanto, Bagong, dkk., editor.1995. Metode Penelitian
Sosial. Surabaya : Kerjasama Balai Kajian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia FISIPOL UNAIR dengan Airlangga University Press.
W. Gede Merta, 2004. Metode Penelitian.
Fakultas Ekonomi Unwar. (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2002, 15-16).
Sugiyono, Prof., Dr., 1999, Metode Penelitian
Bisnis, Cetakan Ke-6, Bandung, CV. Alfa Beta.
Moh., Nazir, 2005. Metode Penelitian, Cetakan
Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prastowo, Andi. 2012. Memahami Motode-motode
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. (Surasumantri, 1986).
Tuckman, Bruce W, 1988. Educting Educational
Research. New York : Harcout Brace Jovonavieceh Inc.
Gall, M.D., Gall, J.P. &
Borg, W.R. 2003. Educational Research An
Introduction.
7th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.),
Kerlinger, R.N. (1986). Foundations
of Behavioral Research. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Nur Indriantoro, Bambang Supomo. 2007. Metode Penelitian
Bisinis. CV. ALFABETA
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hurlock, E. B. h.110.
Haryanto, S. 2013. Belajar ilmu psikologi dan bimbingan konseling : Metode Pengumpulan Data. Bali : PT Kayumas Agung.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 8, h. 137.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara.
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Suryana, C. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian, Sumedang : PT. Grasindo.
Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : M
alang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua Jakarta: PT RajaGrafindo Persada